> >

Produksi Kurang, Wamentan Minta Badan Gizi Nasional Tidak Paksakan Susu di Makan Bergizi Gratis

Ekonomi dan bisnis | 30 Oktober 2024, 08:54 WIB
Ilustrasi susu. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkap, pihaknya telah berkomunikasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN), agar tidak memaksakan menu susu sapi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). (Sumber: Freepik)

Dengan investasi dari Vietnam, maka produksi susu dalam negeri akan meningkat untuk digunakan dalam program MBG dan mencapai kemandirian pangan.

Ia menjelaskan, investor asal Vietnam kini tengah menjajaki peluang investasi industri sapi perah di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Mereka rencananya akan mengelola lahan seluas 10.000 hektar dan membangun fasilitas pengolahan susu yang diproyeksikan akan menghasilkan produksi susu hingga 1,8 juta ton per tahun.

Baca Juga: Pendaftaran Seleksi Petugas Haji 2025 Segera Dibuka: Ada Syarat Baru, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

"Target produksi ini bukanlah hasil dari impor susu, melainkan dari kapasitas produksi lokal yang akan dibangun dan ditingkatkan melalui investasi tersebut," ujarnya. 

"Sehingga dapat memenuhi sekitar setengah dari kebutuhan nasional yang saat ini masih bergantung pada impor sebesar 3,7 juta ton per tahun," katanya lagi. 

Investasi itu juga bisa menciptakan lapangan kerja, penurunan angka pengangguran, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan di sekitar lokasi investasi.

Di sisi lain, Presiden RI Prabowo Subianto mempertimbangkan susu cair sebagai alternatif atau pengganti susu kemasan dalam menu makan bergizi, karena susu menjadi komponen yang paling mahal dalam program tersebut.

Baca Juga: Kemenperin Sebut Pemberian Dana Talangan Pemerintah Jadi Opsi Penyelamatan Sritex

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkap, komponen susu menjadi salah satu evaluasi terkait program makan bergizi yang disoroti oleh Presiden Prabowo yang disampaikan dalam retreat kepada para menteri, wakil menteri dan kepala badan di Akmil Magelang, Minggu (27/10). 

"Susu salah satu komponen yang paling mahal di dalam komponen makan bergizi ini. Jadi, kita perlu berpikir alternatif lain selain susu yang susu kemasan itu. Mungkin dengan menggunakan susu cair," kata Prasetyo seperti dikutip dari Antara

Ia menjelaskan, bahwa masalah menu menjadi catatan yang akan dievaluasi sebelum program makan bergizi tersebut mulai berjalan pada Januari 2025.

"Beberapa negara yang lain itu sudah berjalan puluhan tahun. Kami minta doanya. Kami mohon doa restunya. Mohon juga dimaklumi apabila di awal-awal sistem juga masih belum sempurna," ucap Prasetyo Hadi.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU