> >

Profil Balai Pustaka, BUMN Berusia 107 Tahun yang PHK 50 Persen Karyawan

Ekonomi dan bisnis | 26 Juli 2024, 13:15 WIB
Foto Balai Pustaka. BUMN penerbitan Balai Pustaka disebut PHK 50 persen karyawannya (Sumber: Kompas/Arbain Rambey)

Tahun 1918

  • Balai Pustaka menerbitkan majalah Sri Poestaka, majalah mengenai pengetahuan sosial dan teknik.

Tahun 1920

  • Novel Azab dan Sengsara (Merari Siregar) terbit. Novel ini dianggap sebagai novel modern pertama dalam bahasa Indonesia.

Tahun 1922

  • Novel Sitti Nurbaya (Marah Rusli) terbit. Disebut-sebut sebagai novel paling populer dan penting di Indonesia.

Tahun 1923

  • Balai Pustaka menerbitkan majalah Pandji Poestaka, majalah dengan konsep modern yang memasang sampul berwarna cerah dan mengangkat tema-tema aktual.

Tahun 1928

  • Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Novel Salah Asuhan (Abdoel Moeis) terbit. Dianggap sebagai karya sastra Indonesia modern periode awal terbaik.

Tahun 1929

  • Novel Sengsara Membawa Nikmat (Tulis Sutan Sati) terbit.

Tahun 1930

  • Taman Poestaka sudah berdiri di 2.528 titik dengan jumlah peminjaman buku mencapai 2,7 juta.

Tahun 1936

  • Novel Layar Terkembang (Sutan Takdir Alisjahbana) terbit.

Tahun 1942

  • Periode Pendudukan Jepang Jepang masuk ke Indonesia. Balai Pustaka diubah namanya menjadi Gunseikanbu Kokumin Tosyokyoku (Biro Pustaka Rakyat, Pemerintah Militer Jepang). Selama masa pendudukan Jepang, badan ini hanya menerbitkan dua buah roman: Tjinta Tanah Air (Nur Sutan Iskandar) dan Palawidja (Karim Halim). Balai Pustaka pada periode ini memiliki peran penting dalam proses transformasi penerjemahan bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia.

Tahun 1945

  • Proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Tahun 1947

  • Agresi Militer I Hampir seluruh karyawan Balai Pustaka meninggalkan Balai Pustaka karena tidak ingin bekerja sama dengan Belanda. Ejaan Suwandi mulai berlaku. Balai Poestaka menjadi Balai Pustaka.

Tahun 1948

  • Kasuma Sutan Pamuntjak menjadi pimpinan Balai Pustaka dan menggulirkan Program Lima Pasal, yang tujuan utamanya ialah memperkenalkan sastra dunia kepada masyarakat, menerbitkan karya baru para pengarang, dan mengupayakan bacaan untuk pemuda dan anak-anak.

Tahun 1949 – 1950

  • Terbit karya-karya penting dari Idrus, Achdiat Kartamihardja, Utuy Tatang Sontani, Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis, dan Abdul Muis. Naskah-naskah sastra dunia mulai diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia seperti Fyodor Dostojevsky, John Steinbeck, Sinclair Lewis, Anton Chekov, Luigi Pirandello, Omar Kayyam, Guy de Maupassant, dan nama besar lainnya.

Tahun 1963

  • Balai Pustaka berubah status menjadi Perusahaan Negara (PN) Balai Pustaka dengan tetap berada di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tahun 1975

  • Balai Pustaka berhasil memproduksi buku sebanyak satu juta eksemplar.

Tahun 1980

  • Unit percetakan pindah dari Jl. Wahidin ke Kawasan Pulogadung, Jakarta Timur.

Tahun 1985

  • PN Balai Pustaka bertransformasi menjadi Perusahaan Umum (Perum) Balai Pustaka.

Tahun 1990

  • Balai Pustaka menjadi penerbit buku-buku pelajaran sekolah sesuai Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0689/M/1990 tentang Hak Penerbitan Buku Pelajaran dan Buku Bacaan, baik SD, SMP, maupun SMA seluruh Indonesia.

Tahun 1992

  • Balai Pustaka mulai berkantor di Gedung Balai Pustaka, Jl. Gunung Sahari.

Tahun 2013

  • Meluncurkan Balai Pustaka eBookstore. Proses transformasi digitalisasi atau multimedia mulai dilakukan. Konten pendidikan dan sastra budaya mulai dikemas dalam bentuk e-book, animasi, layar lebar, e-library.

Tahun 2016

  • Menempatkan ratusan taman bacaan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar. Target menjadi 1.000 taman bacaan. Muncul gagasan Kementerian BUMN yang memasukkan Balai Pustaka ke dalam klaster National Publishing News Corporation (NPNC) bersama Perum LKBN Antara dan Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI).

Tahun 2022

  • PT Balai Pustaka telah resmi menjadi anggota Holding PT Danareksa (Persero) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2022.

Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV, balaipustaka.co.id, Antara


TERBARU