Pabrik Baterai Listrik Hyundai LG di Karawang Mulai Percobaan Produksi, Terbesar di Asia Tenggara
Ekonomi dan bisnis | 15 September 2023, 09:51 WIBKARAWANG, KOMPAS.TV - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meninjau progres pembangunan pabrik baterai mobil listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Kamis (14/9/2023). Pabrik tersebut merupakan pabrik sel baterai pertama dan terbesar di Asia Tenggara yang akan mulai berproduksi pada awal tahun depan.
Jokowi juga melihat produksi percobaan pabrik HLI.
“Ya tadi yang PT HLI Green Power itu nanti mulai awal tahun akan sudah memproduksi 30 juta baterai sel yang itu akan bisa digunakan untuk memproduksi kurang lebih 180 ribu mobil, itu terbesar di Asia Tenggara. Pertama di Asia Tenggara dan terbesar di Asia Tenggara saat ini,” kata Jokowi kepada wartawan di Gudang Bulog Purwasari, Karawang Timur, Kamis (14/9).
Presiden menyampaikan, pabrik tersebut merupakan bagian dari pembangunan ekosistem besar kendaraan listrik (EV). Dengan terbangunnya ekosistem besar tersebut, diharapkan Indonesia bisa masuk ke rantai pasok global kendaraan listrik.
Baca Juga: Konflik Proyek Rempang Eco City, Menteri Bahlil: Ada Negara Lain yang Tak Suka
“Rantai pasok global bisa kita masuki di situlah nantinya ketergantungan negara lain terhadap baterai sel kita, ketergantungan negara lain terhadap EV baterai kita di situ,” kata Jokowi dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan, investasi pabrik tersebut secara total senilai 3,1 miliar dollar AS atau Rp45,88 triliun dan terintegrasi dengan proyek Grand Package hulu-hilir baterai.
Bahlil mengatakan, fasilitas produksi yang saat ini telah terbangun di Karawang New Industry City (KNIC) merupakan fase pertama dari dua fase yang telah direncanakan oleh PT HLI Green Power.
“Alhamdulillah dua tahun yang lalu, tepatnya hari ini, kita melakukan groundbreaking terhadap pembangunan baterai mobil, sel baterai, dan dua tahun kemudian ini sudah jadi. Pabrik ini menerapkan teknologi terbaru dari LG. Dari lima pabrik milik LG di dunia, pabrik di Indonesia inilah yang menggunakan teknologi terbaru,” kata Bahlil dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/9).
Baca Juga: Jokowi Buka Suara Terkait Konflik Proyek Rempang Eco City
Ia menjelaskan, pembangunan fase pertama ini menelan investasi senilai 1,1 miliar dollar AS atau Rp16,28 triliun, dengan kapasitas produksi sebesar 10 GWh.
Hingga pertengahan tahun 2023, perusahaan telah mampu menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 1.000 orang. Pabrik tersebut ditargetkan mulai produksi komersialnya pada April 2024.
“Ini betul-betul menggunakan teknologi tinggi dan yang mengoperasikan nanti anak-anak Indonesia. Kami kirim mereka 100 orang lebih ke Korea untuk mereka belajar di sana,” ungkapnya.
Untuk fase kedua, tahap konstruksi akan dimulai pada Januari 2024 dan berproduksi komersial pada Maret 2025 dengan kapasitas produksi sebesar 20 GWh. Nilai investasi yang ditanamkan sebesar 2 miliar dollar AS atau Rp29,60 triliun dan diperkirakan akan menyerap 2.800 tenaga kerja Indonesia.
Baca Juga: Cara Daftar jadi Merchant BRI Lewat Aplikasi BRImo
Sementara itu, CEO PT HLI Green Power William Hong mengapresiasi dukungan yang telah diberikan oleh pemerintah Indonesia dan Korea Selatan. Menurutnya, keberhasilan perusahaannya dalam merealisasikan proyek investasi di Karawang tidak terlepas dari dukungan pemerintah.
"Tepatnya 2 tahun lalu Presiden Jokowi dan Menteri Bahlil datang ke sini untuk groundbreaking, dan 2 tahun setelah itu pabrik ini selesai dibangun dan bisa melakukan produksi percobaan seperti ini sangat membuat saya tersentuh,” ujar William.
Sebagai informasi, PT HLI Green Power merupakan perusahaan joint venture antara Hyundai Motor Company, LG Energy Solution, dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC).
Investasi PT HLI Green Power merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Investasi/BKPM dan Konsorsium Hyundai, LG, dan IBC pada 28 Juli 2021.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :