Jokowi Ungkap Ada 166 Proyek Senilai Total Rp856 T dari Pelaksanaan KTT ASEAN
Ekonomi dan bisnis | 6 September 2023, 13:17 WIB“Pengembangan ekosistem kendaraan listrik serta kapasitas produksi tidak akan dapat terwujud tanpa konektivitas antar negara anggota ASEAN,” kata Pahala saat memberikan sambutan pada The ASEAN Indo-Pacific Forum Day 2 di Jakarta, Rabu (6/9).
The ASEAN Indo-Pacific Forum adalah bagian dari rangkaian KTT ASEAN. Forum ini berfungsi sebagai platform inklusif bagi negara-negara anggota ASEAN dan mitranya, terutama dari sektor publik dan swasta untuk terlibat dalam diskusi mendorong kolaborasi di kawasan Indo-Pasifik.
Di depan para peserta forum, Pahala menuturkan bahwa Indonesia telah meluncurkan dan membangun ekosistem mobil listrik dan kendaraan listrik.
Indonesia memiliki total sekitar 26 persen sumber daya dunia berupa nikel, serta target membuat baterai dengan kapasitas lebih dari 140 gigawatt jam pada 2030.
Baca Juga: Choi Siwon Hadir di KTT ASEAN, Ajak Pemimpin Negara untuk Perhatikan Pendidikan dan Kesehatan Anak
Begitu juga dengan negara-negara ASEAN lainnya yang juga memiliki rencana ambisius untuk dapat menjadi bagian dari rantai pasok global dalam ekosistem EV.
“Negara-negara anggota ASEAN lainnya juga memiliki potensi yang besar, seperti Filipina yang sebenarnya juga memiliki potensi yang sangat signifikan dalam pengembangan nikel. Di Indonesia, kita juga mempunyai sumber daya yang lebih dari sekadar nikel,” ucapnya.
Oleh karenanya, Pahala mengajak negara-negara ASEAN, melalui ASEAN Indo-Pacific Forum dan KTT ASEAN, untuk bersama-sama mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
Serta menghubungkan klaster industri ramah lingkungan yang akan membangun rantai pasok di masa depan melalui jaringan hijau ASEAN atau The Green ASEAN Grid.
Baca Juga: Berlaku 2024, Ini Cara Pembayaran Pungutan Rp150 Ribu untuk Turis Asing Masuk Bali
“Membangun pelabuhan ramah lingkungan dan penyimpanan molekul ramah lingkungan seperti hidrogen ramah lingkungan, serta bahan bakar penerbangan berkelanjutan adalah salah satu elemen kunci bagaimana kita dapat mengembangkan ekosistem yang lebih kohesif dan rantai pasokan yang lebih terregionalisasi agar mampu mengembangkan ekosistem EV ini,” terangnya.
Indonesia juga tengah mendorong inisiatif untuk mengembangkan dan menyasar pasar hidrogen yang sedang berkembang dan menciptakan potensi sekitar 1,4 triliun pasar pada tahun 2050.
“Indonesia masih berada pada tahap awal pengembangan hidrogen hijau. Dalam hal penghematan, Pertamina Indonesia juga telah berkembang menjadi bahan bakar kendaraan listrik yang berkelanjutan melalui banyak inisiatif yang kami miliki,” tambahnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber :