Pintu Kereta LRT Jabodebek Masih Belum Pas dengan Pintu Stasiun di Hari Jokowi Lakukan Uji Coba
Ekonomi dan bisnis | 3 Agustus 2023, 12:51 WIBBaca Juga: KAI Turunkan Kapasitas Penumpang Bersubsidi dengan Tiket Tanpa Tempat Duduk Menjadi 120 Persen
Tiko mengungkap, masalah soal spesifikasi dan software itu bisa terjadi lantaran tidak ada integrator dalam proyek LRT Jabodebek.
Ia menerangkan, ada enam proyek dalam LRT Jabodebek. Diantaranya PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang mengerjakan prasarana seperti rel, jembatan, dan stasiun Kemudian pembuatan kereta oleh PT INKA (Persero), software development oleh Siemens, dan sistem persinyalan oleh PT Len Industri (Persero).
Seharusnya ada integrator yang mengkoordinasikan seluruh pengerjaan proyek agar bisa selaras.
"Di semua proyek besar itu ada sistem integrator, tapi ini enggak ada. Jadi semua komponen proyek itu berjalan liar tanpa ada integrator di tengah," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan, mundurnya uji coba LRT Jabodebek untuk masyarakat umum bukan disebabkan masalah pada sistem kereta tersebut.
Ia menyatakan, hal itu dilakukan untuk menyiapkan semua aspek LRT Jabodebek sudah siap dioperasikan. Erick menyebut, pemeriksaan LRT Jabodebek dilakukan oleh konsultan internasional.
Baca Juga: Wamen BUMN Ungkap Ada Salah Desain LRT Jabodebek, Semua Komponen Proyek Berjalan Liar
"Konteksnya jadi harus mundur uji coba untuk publik. Tapi apa itu ada problem yang di sistem kereta api? Enggak. Itu kan pakai Siemens (sistem software), konsultannya juga dari Inggris, ini lagi saling ngobrol, kan enggak apa-apa, saling cek," tutur Erick kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (1/8).
Erick mengatakan, adalah hal yang wajar jika sebuah proyek besar dilakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum beroperasi secara komersial.
Apalagi, LRT Jabodebek berjalan tanpa masinis. Ia pun menegaskan, keterlibatan Siemens pembuat software asal Jerman dan konsultan asal Inggris membuat kualitas LRT Jabodebek makin terjamin.
"Jerman punya sistem kereta api yang luar biasa, Inggris juga punya, boleh dong ngobrol. Ini yang kita dorong, supaya masyarakat terlayani dengan baik. Check and balance itu biasa," ucap Erick.
Baca Juga: Sebut LRT adalah Proyek Pertama, Presiden Jokowi: Kalau Ada Kurang-Kurang Harap Maklum
"Dengan sistem yang sudah dipakai Siemens ini bagus, dan sudah enggak perlu dipertanyakan, di mana-mana pakai Siemens kok. Tapi konsultan dari Inggris-nya ingin cek sekali lagi, ya enggak apa-apa dong, enggak ada yang diumpetin kok, dan ini buat kebaikan masyarakat," sambungnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV