> >

Di Acara Bappenas, Jokowi Beberapa Kali Sebut Perlunya Pemimpin yang Berani, Bernyali, dan Kuat

Ekonomi dan bisnis | 15 Juni 2023, 12:38 WIB
Di acara peluncuran Indonesia Emas 2045, Presiden Joko Widodo beberapa kali menyebut soal pentingnya sosok pemimpin yang punya nyali untuk mewujudkan target RI masuk 5 besar ekonomi dunia. (Sumber: Instagram @jokowi)

Jokowi mengatakan, jangan sampai peluang itu berubah menjadi bencana jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Apalagi itu adalah momen yang terjadi hanya 1 kali sepanjang peradabadan sebuah negara.

“Puncak bonus demografi itu hanya terjadi 1 kali dalam perabadan sebuah negara. Bisa jadi peluang bisa jadi sebuah bencana kalau kita enggak bisa mengelolanya,” ujar Jokowi.

“Saya lihat berita di negara lain, sulitnya mencari kerja lulusan S2 yang seharusnya bisa menjadi guru, menajdi dosen, malah menjadi tukang sapu. Lalu di sebuah negara di Afrika pada 2015 juga ada bonus demografi. Tapi apa yang terjadi? 7 tahun kemudian pengangguran malah melonjak jadi 33 persen,” sambungnya.

Baca Juga: Jokowi Umumkan Tukin PNS BPKP Cair 100 Persen, Kepala BPKP Bisa Dapat Rp49,8 Juta

Oleh karena itu, Jokowi menegaskan Indonesia harus punya perencanaan taktis, visi yang taktis, serta punya strategi yang taktis karena juga harus bersaing dengan negara lain.

“dan harus berani mengeksekusinya. Untuk membawa kapal besar Indonesia menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045 menjadi 5 besar ekonomi dunia,” ucapnya.

Ia menyebut, PDB per kapita Indoneia saat ini sekitar 5.030 dollar AS, akan menjadi 23.000-30.300 dollar AS di 2045. Lalu tingkat kemiskinan yang saat ini di level 9,57 persen akan menjadi 0,5 sampai 0,8 persen di 2045. Namun untuk mencapainya, RI harus melewati banyak tantangan yang tidak mudah.

Oleh karena itu, dibutuhkan kepemimpinan yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Di momen inilah Jokowi mengibaratkan kepemimpinan sebagai tongkat estafet, bukan meteran pom bensin.

Baca Juga: Ada Dugaan Korupsi di Kementan, KPK Panggil Mentan Syahrul Yasin Limpo Besok

“Harus ada keberlanjutan dan kesinambungan. Kalau kepemimpinan 1 dan 2 sudah sampai SMA, kepemimpinan selanjutnya harusnya dilanjutkan sampai universitas. Jangan balik SD lagi,” kata Jokowi.

“Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet, bukan meteran pom bensin. Sekali lagi, kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet, bukan meteran pom bensin. Kalau meteran pom bensin bapak ibu tahu? ‘pak, mulai dari nol ya?’ apa kita mau seperti itu? enggak kan?” lanjutnya.

“Mestinya kalau sudah TK, SD, SMP, kepemipinan selanjutnya universitas, kepemipinan berikutnya lanjut S2, S3, tidak maju mundur seperti poco-poco,” tambahnya.

Kunci lain untuk bisa mencapai Indonesia Emas 2045 menurut Jokowi, adalah adanya stabilitas negara. Ia mengatakan, tidak ada satupun negara di dunia yang bisa mencapai kemakmuran jika kondisinya tidak stabil, terpecah belah, dan terus berkonflik.

“Kisruh terus enggak akan tercapai kemakmuran,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Solo itu.

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU