Biografi Abah Guru Sekumpul, Ulama Berpengaruh asal Kalimantan Selatan yang Dicintai Umat
Risalah | 10 April 2022, 04:05 WIBBaca Juga: Prof Zakiah Daradjat, Sosok Ulama Perempuan, Ilmuwan dan Hamka versi Muslimah
Jejak Pendidikan
Ketika kecil, Abah Guru Sekumpul selalu dekat dengan keluarga, khususnya ayah dan neneknya yang juga seorang ulama. Ia sedari kecil gemar pada pengetahuan dan cinta pada ulama.
Lantas, ia berguru kepada pamannya yang juga ulama bernama Syekh Seman Mulia. Dari ulama itu pula, cakrawala Abah Guru Sekumpul terbuka dan berjumpa dengan ulama-ulama lain seperti Syaikh Anang Sya’rani, yang terkenal dalam bidang hadis dan tafsir.
Lantas, beliau pun belajar di banyak ulama. Kian lama, ia kian terbuka dan bergaul dengan terkoneksi dengan ulama-ulama di Jawa.
Bahkan, ia dekat dengan Presiden Keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang juga seorang ulama.
Kiprah Abah Guru Sekumpul Mendidik Umat
Kiprahnya pun tidak hanya dikenal luas di Kalimantan, melainkan ke seluruh penjuru Indonesia.
Apalagi, dalam tiap pengajiannya, ia dikenal mengajarkan soal tawadu, keikhlasan, dan ajaran untuk tidak tamak, hal-hal sederhana yang menyentuh hati umat.
Di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, sosok ini dikenal menjadi pendidik umat. Beliau tidak hanya mengajar hal-hal praktis keumatan seperti fikih maupun ibadah, melainkan sebagai tempat problem keumatan.
Di pesantren itu, lambat laun, tidak hanya santri yang hadir mengaji, melainkan juga orang-orang biasa yang kepincut dengan cara berdakwah dan kebesaran hati dari Abah Guru Sekumpul.
Ia juga mengajar jemaah dengan kitab-kitab klasik fikih, tafsir, hadir hingga tasawuf yang membuatnya dikenal. Beliau juga kerap membacakan para Jemaah Simthud Durar karangan Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy, kitab ini merupakan kitab berisi silsilah dan hikayat kenabian yang disusun oleh ulama masyhur asal Yaman tersebut.
Setelah hampr sepanjang hidupnya membimbing umat, beliau mengalami sakit ginjal hingga harus dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.
Setelah sepuluh hari dirawat di Singapura, pada 9 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul diperbolehkan pulang. Namun, keesokan harinya, pada 10 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul meninggal dunia di usia 63 tahun.
Abah Guru Sekumpul dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Musala Ar Raudhah, Kalimantan Selatan.
Dalam hidupnya, beliau juga merupakan seorang penulis kitab yang produktif. Ia telah menghasilkan beberapa karya, yakni:
- Risalah Mubaraqah
- Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Hasani As-Samman Al-Madani
- Ar-Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil a’zham Muhammad bin Ali Ba’alawy dll
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV