> >

Menilik Makna di Balik Perintah Puasa Ramadan

Risalah | 21 April 2021, 14:50 WIB
Ilustrasi Bulan Ramadan (Sumber: Tribunnews.com)

Artinya, salat memberikan dampak positif terhadap perilaku seorang.

Bila seseorang menjalankan salat dengan benar, maka benar pula semua kehidupannya.

Baca Juga: Simak Hukum Puasa Ramadan dalam Islam

Puasa meredam kemungkaran sosial

Maksud dari berpuasa sebenarnya tidak hanya menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar sampai terbenam matahari, namun juga menahan atau mengendalikan nafsu.

Kerapkali kezaliman dan kejahatan di dunia ini terjadi karena keserakahan dan ketamakan manusia.

Contohnya saja koruptor, pemerkosa, dan pembakar hutan, mereka melakukan itu karena memang sudah tidak mampu lagi mengendalikan nafsu keserakahan di dalam dirinya.

Akibatnya, adanya nafsu yang tidak terkendali ini memunculkan tindakan negatif yang merugikan orang banyak, bahkan untuk dirinya sendiri.

‘Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Anak Adam dapat binasa karena dua anggota tubuh: perut dan kemaluan.

Perkatan ‘Ali ini didukung oleh hadits riwayat Abu Hurairah bahwa suatu kali Nabi SAW pernah ditanya tentang faktor apa yang membuat orang banyak masuk surga.

Nabi SAW menjawab, “Taqwa dan akhlak yang bagus.”

Kemudian Nabi ditanya lagi, apa yang menyebabkan banyak orang masuk neraka?

“Dua anggota tubuh: perut dan kemaluan” Jawab Nabi (HR: Ibn Majah).

Perlu diakui, mengendalikan nafsu memang tidak mudah.

Dibutuhkan latihan maksimal untuk mengontrolnya.

Namun demikian, dengan berpuasa, umat Islam dapat  melatih dalam mengendalikan nafsu liar.

Baca Juga: Meninggal Namun Masih Hutang Puasa

Artinya, dorongan-dorongan negatif yang datangnya dari dalam diri manusia (nafsu) akan dapat dibentengi dengan aktivitas puasa.

Dengan demikian, itulah sesungguhnya tujuan utama dari puasa, yakni pengendalian hawa nafsu.

Akan sangat percuma bila puasa hanya sekedar menahan haus dan lapar saja, tapi maksiat dan hawa nafsunya tidak pernah dikontrol. 

Tak terkecuali, akan terjamin kenyamanan masyarakat bila nafsu manusia sudah stabil.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU