> >

Pemerintah Putuskan Impor 2 Juta Ton Beras, Bapanas Ungkap Alasannya

Ekonomi dan bisnis | 28 Maret 2023, 07:19 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan, Indonesia akan mengimpor 2 juta ton beras pada tahun 2023 dari 5 negara. Di antaranya adalah Thailand dan India. (Sumber: Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan, Indonesia akan mengimpor 2 juta ton beras pada tahun 2023 dari 5 negara. Di antaranya adalah Thailand dan India.

“Yang saya tahu itu ada India, Pakistan, ada Myanmar, Vietnam ada Thailand. 2 juta ton itu angka tidak mudah dipenuhi oleh suatu negara,” kata Arief dalam Konferensi Rembug Pangan di Jakarta, Senin (27/3/2023).

Ia menyampaikan, impor beras sebanyak 2 juta ton merupakan keputusan yang sulit. Tapi hal itu terpaksa diambil agar stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Bulog tetap aman.

Ia menjelaskan, saat ini stok CBP di gudang Bulog hanya 220 ribu ton. Sedangkan stok beras tersebut akan digunakan untuk bantuan sosial pangan yang akan didistribusikan kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat.

Masing-masing penerima akan mendapat 10 kg selama 3 bulan, sehingga dibutuhkan sekitar 640 ribu ton beras.

Baca Juga: Harga Telur Capai Rp32.000 di Jakarta dan Rp46.000 di Maluku, Bansos Pangan Kapan Cair?

Sementara itu, Bulog baru mampu menyerap sekitar 50 ribu ton dari hasil panen raya akibat perebutan gabah dengan penggilingan padi dan konsumsi rumah tangga.

“Kita itu mengutamakan penyerapan dalam negeri, tetapi apabila pemenuhan kebutuhan dari dalam negeri tidak bisa terpenuhi, negara harus ada di situ. Jangan sampai stoknya tidak ada, mau mengadakan program tidak bisa, sementara masyarakat ini perlu,” kata Arief seperti dikutip dari Antara.

Selain stok CBP Bulog yang kurang, Arief juga menyebut fenomena el nino turut menjadi salah satu pertumbangan pemerintah untuk memutuskan kebijakan impor.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, fenomena el nino sebesar 50-60 persen akan terjadi pada semester 2 2023.

“Mudah-mudahan itu tidak terjadi, tetapi kalau itu terjadi, kita semua harus siap. Itu salah satu pertimbangan dari sekian banyak pertimbangan,” ujarnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU