Jokowi Mengajak Bersyukur Ekonomi RI Tumbuh Saat Puluhan Negara Jadi Pasien IMF
Ekonomi dan bisnis | 19 Oktober 2022, 14:55 WIBTANGERANG, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia bersyukur karena perekonomian bisa tetap tumbuh di tengah kondisi dunia yang sedang krisis.
Jokowi melihat dari angka pertumbuhan ekonomi yang di atas 5 persen dan angka inflasi Indonesia yang masih terkendali dibanding sejumlah negara lain.
"Tiga hari yang lalu saya telepon kepada Kristalina, Managing Director-nya IMF, ada 16 negara sudah menjadi pasiennya IMF, 16 negara. [Sebanyak] 28 negara mengantre di depan pintu IMF, bayangkan. Sekali lagi, kita wajib bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di angka 5,44 persen," kata Jokowi saat membuka acara Trade Expo Indonesia ke-37 Tahun 2022, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Rabu (19/10/2022).
Baca Juga: Jokowi "Todong" Ciputra Group Investasi di IKN: "300 Hektare, Bener Pak?"
"Juga inflasi, inflasi pada bulan Agustus masih bisa kita kendalikan di 4,6 persen. Kuartal kedua 4,9 persen, tapi karena kenaikan BBM kemarin inflasi naik sedikit 5,9 persen, masih bisa kita kendalikan. Kemudian, tolong nanti dibandingkan inflasi kita dengan negara-negara lain, pertumbuhan/growth kita dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain," lanjutnya.
Jokowi juga menyebut neraca perdagangan Indonesia yang surplus selama 29 berturut-turut, lantaran mendapat berkah dari kenaikan harga komoditas. Pendapatan negara pun meningkat karena booming harga komoditas.
"Yang ketiga, yang ini atas dukungan Bapak-Ibu sekalian, sudah 29 bulan kita terus surplus neraca dagang kita. Tadi sudah disampaikan oleh Pak Zul, Menteri Perdagangan, dari Januari-September surplus kita mencapai USD39,8 miliar. Ini jumlah yang tidak sedikit, ini juga berkat kerja keras Bapak-Ibu sekalian," tutur Jokowi.
Baca Juga: Ketika Bamsoet Berbisik ke Jokowi Izin Bangun Sirkuit Balap di IKN Nusantara
Jokowi menilai, data-data di atas harusnya membuat bangsa Indonesia tetap optimistis. Meski lembaga-lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sulit dan tahun depan akan gelap.
Ia pun menyinggung apresiasi dari IMF, yang menyebut Indonesia adalah titik terang di tengah suramnya ekonomi dunia.
"Silakan negara-negara lain. Negara kita harus tetap optimis. Tetapi memang harus waspada, harus hati-hati karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi akan menyebar sampai kemana, imbasnya ke kita seperti apa," ujar Jokowi.
"Dan minggu yang lalu, Managing Director-nya IMF mengatakan bahwa Indonesia adalah titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia. Ini yang ngomong bukan kita lho ya, Kristalina, Managing Director-nya IMF. Titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia," sambungnya.
Jokowi kemudian merinci target pemerintah di sisa tahun ini. Diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi di atas 5,4 persen, neraca perdagangan akan terus surplus, penyaluran kredit tumbuh 10,7 persen, indeks kepercayaan konsumen tetap atau naik dari angka 124,7 persen.
Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto
Sumber : KompasTV