Profil Pandu Sjahrir, Keponakan Luhut yang Ingin Pasok 2 Juta Motor Listrik di RI, Siapa Dia?
Ekonomi dan bisnis | 6 Oktober 2022, 14:51 WIBSaat ini Pandu menjabat sebagai Komisaris Independen PT Elang Mahkota Teknologi (sejak 12 Agustus 2020), Kepala Badan Pengembangan Keuangan Digital KADIN (sejak 2021), Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (sejak 2021), Komisaris PT Bursa Efek Indonesia (BEI) (sejak 2020), Managing Partner Indies Capital Partners, dan CEO Electrum.
Pendiri dan kepala investasi Crescent Cove Advisors yang berbasis di San Francisco Jun Hong Heng mengatakan, Pandu Sjahrir adalah salah satu dari segelintir orang yang sangat penting dalam bisnis teknologi di Asia Tenggara.
"Namun yang membedakan Sjahrir adalah koneksinya," kata Heng seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (6/10/2022).
Baca Juga: 189.803 Mobil Dinas akan Diganti Mobil Listrik Secara Bertahap Pakai APBN, Jokowi Sudah Setuju
Heng menilai Pandu Sjahrir punya banyak keuntungan dengan menjadi keponakan Luhut dan anak dari Ekonom Sjahrir.
"Dia berasal dari keluarga politik. Dia tahu banyak seluk beluk pemerintahan. Dia akan bisa menjembatani atau menghubungkan Anda dengan orang yang tepat. Itu nilai tambah terbesar.” ujar Heng.
Kelahiran Boston
Pandu Sjahrir lahir di Boston dan belajar di AS, memperoleh gelar MBA dari Sekolah Pascasarjana Bisnis Universitas Stanford. Ia pernah bekerja di bidang keuangan di New York, Hong Kong dan Singapura -- termasuk sebagai analis di Lehman Brothers Holdings Inc yang sekarang sudah tidak beroperasi.
Pandu Sjahrir pindah ke Indonesia pada tahun 2010, ketika keluarganya memintanya untuk membantu mendaftarkan perusahaan pertambangan batu bara mereka, PT TBS Energi Utama -- kemudian disebut Toba Bara. Setelah Toba Bara go public pada 2012, ia beralih ke bisnis teknologi.
Bloomberg menyebut salah satu investasi awal Pandu Sjahrir adalah di Sea, perusahaan yang dipimpin oleh Forrest Li, yang sempat menjadi orang terkaya Singapura tahun lalu.
Li, seorang mahasiswa di Sekolah Pascasarjana Bisnis Stanford pada tahun sebelum Sjahrir, memintanya untuk bergabung dan berinvestasi.
Baca Juga: Jalankan Instruksi Jokowi, Prabowo Dorong Percepatan Produksi Motor Listrik Militer
Mantan Presiden Sea Group Nicholas Nash, bahkan menyebut Pandu Sjahrir sebagai anggota "Mafia Stanford", yakni sekumpulan pebisnis lulusan Stanford University yang menguasai bisnis teknologi di Asia Tenggara.
"Dengan tenang dan sabar, semacam 'Stanford Mafia' telah berkumpul di sini di lingkaran teknologi Asia Tenggara," ujar Nicholas Nash kepada Bloomberg.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Bloomberg