> >

Ekonom Soal BBM Naik: Mana Lebih Baik, Anggaran Pemerintah Jebol Atau Anggaran Rakyat yang Jebol?

Ekonomi dan bisnis | 26 Agustus 2022, 05:00 WIB
Truk pengangkut BBM Pertamina sedang mengisi muatannya berita Pertamina DEX. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

Baca Juga: Antrean BBM Sepanjang 1 Km Masih Terjadi Di SPBU Sorong

Beleid itu diterbitkan karena pemerintah membutuhkan banyak uang untuk menangani Covid-19 dan memulihkan ekonomi di awal pandemi merebak. Perppu tersebut sudah disahkan menjadi undang-udang oleh DPR pada 2020 lalu.

"Beda kalau sama anggaran masyarakat yang jebol, itu benar-benar sudah enggak punya uang lagi dan enggak bisa utang juga. Nah, mana yang lebih baik, APBN Jebol dan utang naik, atau anggaran masyarakat yang jebol?" ujar Piter.

Pemerintah, lanjutnya, bisa mencari solusi pendanaan negara lainnya selain dari utang untuk membiayai subsidi BBM. Saat ini APBN sedang surplus karena kenaikan harga komoditas, pemerintah seharusnya bisa memanfaatkan tambahan pemasukan itu.

Lalu pemerintah juga bisa menaikkan konsesi royalti pertambangan. 

Baca Juga: Harga BBM AS Turun, Lebih Terjangkau Ketimbang di Indonesia?

"Orang tambang itu sedang pesta pora, orang miskin dibebani kenaikan BBM subsidi," ucapnya.

Selain itu, pemerintah juga bisa mengombinasikan kebijakan menambah subsidi BBM dengan membatasi kuota BBM subsidi. Sehingga jelas kendaraan mana saja yang boleh dan tidak boleh menggunakan Pertalite.

"Modal kita menghadapi kondisi ketidakpastian global ini adalah pasar domestik. Kalau pasar domestiknya tidak kita jaga, mau mengandalkan mana lagi," tandasnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber :


TERBARU