Garuda Indonesia Rugi Rp62 T di 2021, Dirut Optimistis Bisa Segera Raup Cuan
Bumn | 14 Juli 2022, 11:22 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- PT Garuda Indonesia Tbk mencatatkan kerugian sebesar 4,17 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 62,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.993) pada tahun 2021.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Garuda merugi karena menurunnya pendapatan dan meningkatkatnya beban. Sepanjang 2021, pendapatan usaha Garuda sebesar 1,34 miliar dollar AS, turun 10,4 persen dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar 1,49 miliar dollar AS.
Kemudian, beban usaha Garuda memang berhasil turun 21 persen menjadi 2,6 miliar dollar AS. Sedangkan tahun 2020 beban usaha Garuda sebesar 3,3 miliar dollar AS.
Namun, beban usaha lainnya melonjak 587 persen menjadi 2,69 miliar dollar AS, dari tahun 2020 yang hanya sebesar 391,56 juta dollar AS.
Akibatnya, rugi usaha naik 79,8 persen menjadi sebesar 3,96 miliar dollar AS pada 2021, dari 2,2 miliar dollar AS pada 2020. Dan rugi tahun berjalan 2021 tercatat sebesar 4,17 miliar dollar AS.
Baca Juga: Rugikan Negara Rp 8,8 Triliun, Eks Dirut Garuda Indonesia Jadi Tersangka Korupsi
Penurunan juga terjadi pada total aset Garuda, yang sebesar 7,19 miliar dollar AS pada 2021. Turun tahun 2020 yang sebesar 10,79 miliar dollar AS.
Meski tahun lalu masih mencatatkan rugi besar, Dirut Garuda Irfan Setiaputra optimistis tahun ini kinerja perusahaan akan lebih baik.
"Kami optimistis melalui momentum tercapainya homologasi PKPU, Garuda dapat secara konsisten mempertahankan capaian kinerja positif serta ke depannya dapat segera membukukan profit," kata Irfan dalam keterangan tertulisnya kepada KOMPAS TV, dikutip Kamis (14/7/2022).
Ia menjelaskan, hingga Mei 2022, Garuda berhasil membukukan profitabilitas melalui pendapatan rute angkutan penumpang, kargo, charter maupun pendapatan penunjang lainnya.
Garuda mulai meraup untung setelah melakukan berbagai langkah penerapan cost leadership, yang turut diselaraskan melalui restrukturisasi kewajiban usaha pada proses PKPU.
Baca Juga: Sah! Garuda Indonesia Lolos dari Jeratan Pailit
"Proyeksi kinerja positif di tahun 2022 akan terus kami optimalkan secara bertahap hingga dua sampai tiga tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi," ujar Irfan.
Ia menegaskan, tahun ini menjadi masa yang krusial dalam proses pemulihan kinerja Garuda. Lantaran Garuda harus menjalankan isi kesepakatan penyelesaian utang secara damai dengan para krediturnya.
Terkait kerugian hingga Rp62 triliun tahun lalu, Irfan menyampaikan bahwa tahun 2021 adalah fase puncak pandemi dengan tingkat positive rate tertinggi sepanjang pandemi.
Kondisi itu berdampak langsung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk terbang, sehingga terjadi penurunan trafik penumpang secara signifikan sepanjang tahun lalu.
"Tekanan kinerja yang dihadapi Garuda selama lebih dari dua tahun terakhir berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan," ucapnya.
"Dengan berbagai momentum strategis yang terus diakselerasikan perusahaan pada tahun 2022 ini, kami optimistis kinerja korporasi akan berangsur pulih dalam waktu dekat melalui basis optimalisasi kinerja positif pada lini pendapatan usaha Garuda," tambahnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber :