> >

Harga Tandan Kelapa Sawit Anjlok Imbas Minyak Goreng, Dinilai Kelewatan

Ekonomi dan bisnis | 27 Juni 2022, 11:46 WIB
Ilustrasi - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) meminta pabrik kelapa sawit membeli tandan buah segar (TBS) minimal Rp 1.600 per kilogram (kg). (Sumber: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kementerian Perdagangan bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian telah membahas anjloknya harga Tanda Buah Segar (TBS) sawit.

Menanggapi anjloknya harga TBS kelapa sawit saat ini, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) meminta pabrik kelapa sawit membeli tandan buah segar (TBS) minimal Rp 1.600 per kilogram (kg).

"Kita minta agar pelaku usaha membeli paling rendah Rp 1.600 (per kilogram)," ujar Zulhas di Pasar Jaya Kramat Jati pada Sabtu (25/6) lalu.

Dia menyebutkan, harga TBS kelapa sawit  diprediksi akan normal kembali setelah gonjang-ganjing minyak goreng curah seharga Rp 14.000 per liter dan ekspor crude palm oil (CPO) berjalan lancar.

"Kalau ekspornya lancar, tankinya kosong. Kalau tankinya kosong, pabrik kan produksinya cepat. Kalau produksinya cepat pasti cari bahan (TBS). Nah, (harga) tandan buah segarnya jadi akan naik lagi. Tapi karena perlu waktu itu, kita ajak pelaku usaha yaitu pabrik agar jangan membelinya di bawah Rp 1.600 (per Kilogram)," jelas Zulhas.

Adapun, melansir dari Kontan.co.id, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan mengatakan, penurunan harga TBS terjadi karena sempat dilakukannya pelarangan ekspor selama kurang lebih satu bulan.

Oleh karena itu, para pelaku ekspor harus berbicara kembali dengan mitranya karena pada saat itu tidak ada kepastian kapan ditutupnya larangan ekspor.

Baca Juga: Harga TBS Sawit Tiarap, Petani Bengkulu Utara Temui Gubernur

Namun, setelah dibukanya kembali ekspor, Kemendag akan mempercepat ekspor CPO agar harga TBS kembali normal. Oke memprediksi, setelah ekspor lancar, harga TBS bisa kembali mencapai di atas Rp 2.500 per kilogram.

"Para pelaku kan sekarang sedang kesulitan mencarikan kapal (untuk ekspor), kalau sudah itu lancar (kapal nya) nanti itu akan naik lagi (harga TBS), harga (TBS) kita di Rp 3.000 (per Kilogram)," terangnya.

Terkait usulan untuk menurunkan pungutan ekspor dan bea keluar CPO, Oke mengatakan, kebijakan yang ada saat ini untuk memastikan agar pasar di dalam negeri lebih menarik daripada ekspor.

Sebelumnya, Serikat Petani Indonesia (SPI) mencatat, tepat satu bulan pasca Presiden Jokowi mencabut larangan ekspor crude palm oil (CPO), harga tandan buah segar (TBS) sawit justru semakin jatuh.

Di Pasaman Barat, Sumatra Barat contohnya, harga TBS sudah Rp 600 per kg. Bahkan, di Tanjung Jabung Timur,  harga TBS mencapai di bawah Rp500 per kg, apalagi kalau aksesnya jauh dari jalan.

“Ini kan sudah kelewatan. Laporan hari ini (23 Juni) ada yang sampai Rp 300 per kg," ungkap Ketua Umum SPI Henry Saragih.

Dengan demkian, SPI meminta pemerintah melalui penegak hukum agar menindak perusahaan sawit yang membeli TBS di bawah harga pemerintah.

"Jadi kalau ada pabrik kelapa sawit (PKS) yang membeli dengan TBS petani dengan harga rendah harus ditindak. Bukan tidak memungkin agar PKS tersebut ditutup, lalu diambil alih oleh pemerintah, ini levelnya udah level krisis," ujarnya.

Bahkan, Henry meminta, izin ekspor perusahaan kelapa sawit dicabut juga jika membeli TBS dibawah harga normal pemerintah.

"Dana segar yang ada di di Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bisa dialokasikan untuk atasi masa krisis ini, bukan hanya memanjakan korporasi," tandas Henry.

Baca Juga: Sebelumnya Janji Sebulan, Mendag Zulhas Pede Harga Minyak Goreng Bakal Stabil dalam 2 Minggu

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Kontan.co.id


TERBARU