Penanganan Utang, Garuda Indonesia Ajukan Penundaan Voting PKPU Selama Dua Hari
Bumn | 14 Juni 2022, 12:59 WIB"Kami memahami bahwa proses ini harus dijalani dengan seksama dan dengan penuh kehati-hatian mengingat keputusan yang akan diambil dalam voting mendatang sangatlah krusial dalam keseluruhan proses PKPU,” tuturnya.
Selama proses PKPU berlangsung, Garuda terus memaksimalkan komunikasi intensif dengan para pemangku kepentingan, terutama para kreditur dan termasuk lessor. Hingga akhirnya berhasil untuk menetapkan Daftar Piutang Tetap (DPT). Sinyal positif telah diterima dari sebagian besar kreditur.
Garuda berharap dapat menuntaskan proses ini dengan sebaik-baiknya, sembari mempertimbangkan berbagai masukan demi hasil yang optimal dan adil bagi semua pihak.
"Komitmen ini yang tentunya kami harapkan dapat terus terjaga dan dioptimalkan jelang putusan PKPU nanti," kata Irfan.
Untuk diketahui, ada sekitar 800 kreditor yang harus dihadapi. Irfan pernah menyebut, paling rumit dan sulit adalah menghadapi para lessor.
Sebagai informasi, Garuda mempunyai kredit di beberapa bank, di antaranya Bank Negara Indonesia (BNI). Melansir dari Kontan.co.id, BNI mencatat total eksposur kredit ke Garuda Group Rp 5,2 triliun per September 2021.
Garuda juga telah menarik kredit dari Bank Rakyat Indonesia. Berdasarkan laporan keuangan BRI per September 2021, penyaluran kredit ke Garuda mencapai Rp 3,97 triliun dan kepada Garuda Maintenance Facility Aero Asia senilai Rp 2 triliun.
Bank Mandiri juga memiliki eksposur kredit ke Garuda. Sayangnya, manajemen Bank Mandiri tidak memberikan konfirmasi mengenai status kredit Garuda.
Diketahui utang Garuda mencapai US$ 9,8 triliun, setara dengan Rp 140 triliun (asumsi kurs Rp 14.247). Dari jumlah utang itu, utang terbesar berasal dari kewajiban pembayaran sewa pesawat kepada lessor yakni sebanyak US$ 6,3 miliar.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Kontan.co.id