Ditinggalkan Pembeli yang Pilih BBM Bersubsidi, Pertashop Mati Suri
Ekonomi dan bisnis | 9 Juni 2022, 10:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Selisih harga antara Pertamax dengan Pertalite sekitar Rp 5.000 per liter berdampak ke bisnis Pertashop. Pasalnya, sebagai lembaga penyalur resmi BBM nonsubsidi dan produk lain dari Pertamina ini, ditinggalkan pembeli yang lebih memilih BBM murah.
Akhirnya, banyak Pertashop yang mati suri.
Oleh sebab itu, Anggota Komisi VII DPR RI Hendrik Sitompul meminta pemerintah segera merespons masalah ini.
"Masalah Pertashop ini sangat serius. Tolong pemerintah merespons cepat," ujarnya dalam pernyataan tertulis yang dikutip Kamis (9/6/2022).
Hendrik menuturkan usaha Pertashop banyak dikelola oleh masyarakat kecil. Mereka meminjam uang dari bank untuk membangun Pertashop.
Mengutip penawaran kemitraan Pertamina, modal usaha untuk membangun Pertashop mulai dari Rp 250 juta hingga Rp 500 juta.
Ketika harga Pertamax naik, sementara harga Pertalite tidak mengalami perubahan, bisnis Pertashop goyah karena harus tetap membayar pinjaman bank di tengah situasi konsumsi Pertamax yang turun.
"Karena mati suri tidak mampu lagi membayar, akhirnya kredit macet, Pertashop disita oleh bank. Kami sangat prihatin karena mereka adalah orang-orang kurang mampu yang meminjam uang dari bank untuk membangun itu," ungkapnya.
Baca Juga: Pertamina Kejar Pembangunan 1.000 Pertashop Hingga Akhir 2021
Politisi Partai Demokrat dari daerah pemilihan Sumatera Utara I tersebut mengaku, sering menerima pertanyaan dari pengusaha Pertashop soal kapan harga Pertalite naik dan apakah harga Pertamax akan kembali naik.
Ia pun acapkali tak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu lantaran kewenangan mengubah harga BBM ada di tangan pemerintah.
Rencana akan unjuk rasa
Hendrik melaporkan bahwa Asosiasi Paguyuban Pertashop akan melakukan unjuk rasa ke Kementerian BUMN untuk meminta pertanggungjawaban dari pemerintah yang memprioritaskan pembangunan Pertashop di berbagai daerah.
Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga mengungkapkan bahwa konsumsi Pertamax anjlok hingga 20 persen akibat konsumen BBM nonsubsidi beralih membeli BBM bersubsidi.
Saat ini, harga jual Pertamax Rp12.500 per liter, sedangkan harga jual Pertalite Rp7.650 per liter.
Sampai 31 Mei 2022, angka konsumsi Pertalite telah mencapai 50,74 persen atau sebanyak 11,69 juta kiloliter dari kuota yang ditetapkan APBN sebesar 23,04 juta kiloliter.
Pemerintah mengambil langkah penambahan kuota Pertalite agar kebutuhan bahan bakar minyak bersubsidi di dalam negeri bisa terpenuhi hingga akhir tahun ini.
Baca Juga: Wacana Skema Subsidi Tertutup untuk Pertalite Diminta Dibatalkan, Apa Alasannya?
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV