> >

Menteri Bahlil: Jangan Persepsikan Investasi IKN Hanya Arab dan Jepang

Ekonomi dan bisnis | 26 Mei 2022, 09:14 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di World Economic Forum, Davos, Swiss. (Sumber: BKPM)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, banyak pihak yang tertarik untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.

Bahlil meminta masyarakat jangan mempersepsikan investasi IKN hanya dari Arab atau Jepang.

"IKN ini sesuatu yang memberikan harapan. Jangan dipersepsikan investasi IKN itu dari Arab atau Jepang, Masayoshi Son. Jangan ada pemikiran begitu. Ini baik dari dalam, luar negeri, Eropa dan Asia, punya minat untuk melakukan investasi di IKN," kata Bahlil seperti dikutip dari Antara, Kamis (26/5/2022).

Hal itu yang ia lihat saat bertemu dengan investor dari berbagai negara di ajang World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss. Bahlil mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi beberapa minat investor untuk pembangunan IKN.

Baca Juga: Finlandia Minat Pasok Beton Rendah Karbon untuk Bangun IKN

"Tadi kami melakukan diskusi dengan beberapa investor yang dipimpin langsung Kepala IKN (Bambang Susantono) untuk berbicara tentang investasi ibu kota negara di Kalimantan Timur. Dan alhamdulillah cukup mendapatkan respon yang sangat luar biasa. Beberapa minat pun sudah kami identifikasi," tutur Bahlil.

Menurut Bahlil, pembangunan IKN banyak mendapat apresiasi karena mengusung konsep hijau dan ramah lingkungan yang saat ini jadi salah satu tren global.

"Ini salah satu konsep yang memang selama ini diapresiasi oleh dunia untuk membangun konsep ibu kota yang ramah lingkungan," ucapnya.

Namun, ia belum bisa mengungkap siapa saja investor yang berminat atau nilai komitmen investasi yang didapatkan. Nilai investasinya belum diumumkan karena mereka akan melakukan kajian lebih detail.

Baca Juga: Pembangunan IKN Selama 20 Tahun Butuh 21 Juta Ton Semen

Sebelumnya, Bahlil menyatakan sejumlah sektor yang banyak peminatnya, antara lain, terkait dengan karbon, hilirisasi, dan pembangunan IKN.

"Animo paling besar itu karbon. Karbon ini barang baru di Indonesia," katanya.

Bahlil menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan CEO Standard Chartered Bill Winters dan sepakat untuk membahas masalah karbon Indonesia di Jakarta.

Bill Winters merupakan Ketua Taskforce on Scaling Voluntary Carbon Markets, yang menetapkan standar global untuk kredit karbon berkualitas tinggi.

Bahlil mendorong agar pasar karbon Indonesia dibangun di Indonesia, bukan di luar negeri.

Baca Juga: Bantah IKN Minim Pendanaan, Luhut Klaim Uni Emirat Arab Siap Investasi Rp293 Triliun

"Kami sepakat bahwa pasar karbon Asia Tenggara itu, bursa sahamnya di Singapura. Saya katakan, kenapa harus Singapura? Kenapa tidak di Indonesia? Jadi, ada beberapa perusahaan bangun di sana (Singapura). Akan tetapi, saya minta untuk Indonesia, tetap harus bikin di Indonesia. Jangan barang Indonesia dijual di tempat lain," terang Bahlil.

Sektor lain yang diminati investor global, lanjut Bahlil, adalah hilirisasi. Ia mengungkapkan telah bertemu dengan perusahaan asal Swiss untuk hilirisasi batu bara rendah kalori menjadi DME dan ethanol.

"Nilai investasinya belum diumumkan karena mereka akan melakukan kajian lebih detail," katanya. 

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber : Antara


TERBARU