Harga Tiket Bus Hingga Pesawat Meroket, Mudik Gratis dan Mudik Pakai Motor Jadi Pilihan
Ekonomi dan bisnis | 25 April 2022, 14:10 WIB"Soalnya yang saya lihat ini saya dari Bekasi aja mau mudik ini tiket bus sudah diangka Rp 550.000. Mahal banget," sebutnya.
Setelah menunggu enam jam lamanya, akhirnya Sulas mendapatkan tiket bus untuk pulang kampung.
Mudik gratis memang menjadi harapan bagi warga yang ingin berkumpul bersama keluarga di kampung halaman, tapi tidak mampu menjangkau harga tiket bus, kereta, atau pesawat yang kenaikannya sangat tinggi.
Baca Juga: Ditinggal Pemiliknya Mudik, Kucing Bisa Staycation di Cat Shop
Namun, jumlah penumpang yang bisa diangkut oleh berbagai program mudik gratis terbatas, sehingga banyak juga pemudik yang memiliki menggunakan sepeda motor. Padahal, pemerintah dan Kepolisian terus menggencarkan kampanye jika mudik menggunakan motor berbahaya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan akan menindak tegas pihak yang menjual tiket bus dibatas tarif batas atas yang sudah ditentukan.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, penindakan itu berupaya surat peringatan hingga pencabutan izin.
“Untuk terkait harga tiket bus memang sudah kita atur, kita telah mengatur ketentuan di dalam bus premium tarif atas. Mereka tidak boleh melebihi dari batas yang telah kita tentukan atau dari batasnya,” kata Budi kepada wartawan awal April lalu.
Sedangkan untuk tiket pesawat, ada kenaikan karena harga avtur yang merupakan bahan bakar pesawat juga meningkat. Kemenhub sudah mengizinkan pihak maskapai mengenakan fuel surcharge, sehingga menyebabkan harga tiket pesawat ikut naik.
Baca Juga: Menhub: Mekanisme Tol Gratis Akan Diatur Kakorlantas Polri sebagai Ketua Kelas
Tapi tak dipungkiri, kenaikan harga tiket juga karena maskapai ingin mencari untung lebih besar di masa mudik lebaran.
"Jadi kalau orang Jawa bilang ini namanya tepo seliro, sama-sama senang. Pengusaha bagus, masyarakat bagus. Kenaikannya juga ndak banyak cuma 10%," ujar Menhub Budi Karya Sumadi dalam kunjungan kerjanya di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Jumat (22/4/2022).
"Pak Dirjen (Perhubungan Udara) ini hitung benar-benar supaya ada ekuilibrium yang pas. Tidak merugi dan tetap berikan keberlanjutan pengusaha," lanjutnya.
Menurut Budi, harus ada keseimbangan antara kebutuhan masyarakat untuk mudik dengan kebutuhan maskapai untuk menghasilkan keuntungan.
"Jangan mentang-mentang rakyat minta murah dia rugi, kalau rugi ndak bisa berangkat dari Jakarta ke Lubuk Linggau lagi," tuturnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto
Sumber :