> >

Harga Tiket Bus Hingga Pesawat Meroket, Mudik Gratis dan Mudik Pakai Motor Jadi Pilihan

Ekonomi dan bisnis | 25 April 2022, 14:10 WIB
Arsip - Sejumlah calon pemudik pengguna bus berangkat dari Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Selasa, 18 Mei 2021. (Sumber: ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna/aa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Memasuki pekan terakhir sebelum Hari Raya Idul Fitri, masyarakat sudah banyak yang mudik ke kampung halaman. Sebagian lainnya masih berada di kota tempat mereka mencari nafkah. Namun, warga mengeluhkan naiknya harga transportasi mudik yang signifikan.

Seperti Ellyzar Zachra, seorang karyawan swasta di Jakarta yang memilih mudik ke kampung halamannya di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, tepat pada saat hari lebaran 2 Mei 2022.

Acha, begitu sapaan akrabnya, akan mudik menggunakan pesawat. Ia sudah mengantongi 2 tiket Garuda Indonesia kelas bisnis Jakarta-Pangkal Pinang, dengan harga Rp1,2 juta per tiket untuk sekali jalan. Ia pun mengeluhkan harga tiket pesawat yang jauh lebih mahal dari biasanya.

"Hari biasa Rp700 ribuan juga masih dapet. Kesel yah naiknya," katanya kepada Kompas TV, Senin (25/4/2022).

Ia mengaku baru memesan tiket setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan periode libur lebaran dan cuti bersama. Lantaran ingin memastikan tanggal cuti bersama, sehingga tak perlu mengambil cuti tambahan.

Baca Juga: Ingat! Selama Arus Mudik, Masuk Gerbang Tol Palimanan Transaksi Dilakukan di Pintu Keluar

"Lumayan kan seminggu. Tapi orang-orang mungkin udah pesen dari jauh-jauh hari kali ya," ujar Acha.

Walaupun kesal dengan tiket pesawat yang naik, ia menyebutnya masih wajar karena dalam momen lebaran. Menurutnya, harga mahal jika tiket mudah didapat tidak masalah.

"Malah problemnya tuh sekarang menurut saya bukan harga , tapi susah nyarinya," ucapnya.

"Contoh nih untuk hari sabtu, 30 April, itu udah enggak ada direct flight Jakarta-Pangkal Pinang. Jumat dan Minggu juga sisa sedikit, itu pun Lion dengan harga mirip Garuda. Yaudah mending Garuda kan," tambahnya.

Lain lagi cerita Sulas, warga Bekasi, Jawa Barat, yang rela mengantre di bawah terik sinar matahari di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (23/4/2022) lalu untuk bisa mudik gratis. Ia datang pada pukul 09.00 WIB untuk mendaftar program mudik gratis yang digelar Polda Metro Jaya.

Baca Juga: Gratis, Tol Jakarta-Cikampek II Difungsikan Untuk Arus Mudik dan Lebaran 2022

"Dari jam 09.00 WIB, sampai disini dapat antrian nomor 1.162. Aku tinggal di Bekasi," tutur Sulas seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Ia memilih mudik gratis ke Solo karena harga tiketnya sangat mahal. Yaitu Rp550.000 per orang untuk tiket bus Bekasi-Solo.

"Soalnya yang saya lihat ini saya dari Bekasi aja mau mudik ini tiket bus sudah diangka Rp 550.000. Mahal banget," sebutnya.

Setelah menunggu enam jam lamanya, akhirnya Sulas mendapatkan tiket bus untuk pulang kampung.

Mudik gratis memang menjadi harapan bagi warga yang ingin berkumpul bersama keluarga di kampung halaman, tapi tidak mampu menjangkau harga tiket bus, kereta, atau pesawat yang kenaikannya sangat tinggi.

Baca Juga: Ditinggal Pemiliknya Mudik, Kucing Bisa Staycation di Cat Shop

Namun, jumlah penumpang yang bisa diangkut oleh berbagai program mudik gratis terbatas, sehingga banyak juga pemudik yang memiliki menggunakan sepeda motor. Padahal, pemerintah dan Kepolisian terus menggencarkan kampanye jika mudik menggunakan motor berbahaya.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan akan menindak tegas pihak yang menjual tiket bus dibatas tarif batas atas yang sudah ditentukan.

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, penindakan itu berupaya surat peringatan hingga pencabutan izin.

“Untuk terkait harga tiket bus memang sudah kita atur, kita telah mengatur ketentuan di dalam bus premium tarif atas. Mereka tidak boleh melebihi dari batas yang telah kita tentukan atau dari batasnya,” kata Budi kepada wartawan awal April lalu.

Sedangkan untuk tiket pesawat, ada kenaikan karena harga avtur yang merupakan bahan bakar pesawat juga meningkat. Kemenhub sudah mengizinkan pihak maskapai mengenakan fuel surcharge, sehingga menyebabkan harga tiket pesawat ikut naik.

Baca Juga: Menhub: Mekanisme Tol Gratis Akan Diatur Kakorlantas Polri sebagai Ketua Kelas

Tapi tak dipungkiri, kenaikan harga tiket juga karena maskapai ingin mencari untung lebih besar di masa mudik lebaran.

"Jadi kalau orang Jawa bilang ini namanya tepo seliro, sama-sama senang. Pengusaha bagus, masyarakat bagus. Kenaikannya juga ndak banyak cuma 10%," ujar Menhub Budi Karya Sumadi dalam kunjungan kerjanya di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Jumat (22/4/2022).

"Pak Dirjen (Perhubungan Udara) ini hitung benar-benar supaya ada ekuilibrium yang pas. Tidak merugi dan tetap berikan keberlanjutan pengusaha," lanjutnya.

Menurut Budi, harus ada keseimbangan antara kebutuhan masyarakat untuk mudik dengan kebutuhan maskapai untuk menghasilkan keuntungan.

"Jangan mentang-mentang rakyat minta murah dia rugi, kalau rugi ndak bisa berangkat dari Jakarta ke Lubuk Linggau lagi," tuturnya.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber :


TERBARU