HKTI Gandeng Qilaa International Group Bikin Aplikasi Pertanian Bantu Petani Indonesia
Ekonomi dan bisnis | 29 Maret 2022, 11:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menjalin kerjasama dengan Lembaga Dana Kemanusiaan Kerajaan Qatar, Qilaa International Group untuk membuat aplikasi pertanian.
Nantinya, aplikasi pertanian ini akan menyajikan sejumlah fitur yang memudahkan HKTI dan para petani di Indonesia.
Kerjasama ini ditandatangani langsung oleh Ketua Umum HKTI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dan Ketua Dewan Direksi Qilaa International Group, Sheikh Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Thani di Sekretariat DPP HKTI Jl. Taman Lawang No.1, Menteng, Jakarta Pusat, Senin petang (28/03/2022).
Moeldoko menyambut baik kerjasama yang terbangun atas hubungan istimewa antara Indonesia dan Qatar.
Baca Juga: Menteri Pertanian Blak-blakan Soal Situasi Pangan, Ketersediaan Cukup?
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Sheikh Abdul Aziz bin Abdul Rahman untuk proyek ini, mengingat ini merupakan kemitraan strategis jangka panjang antara Qilaa Group dan HKTI,” kata Moeldoko, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/3/2022).
Moeldoko mengatakan, sejumlah kemudahan yang didapat di aplikasi pertanian ini meliputi informasi-informasi terkini seputar pertanian maupun teknologi pertanian.
Aplikasi ini juga menjadi pegangan HKTI untuk berkomunikasi dengan para petani seperti inovasi yang akan dibangun, permasalahan yang dihadapi petani dan lain sebagainya.
Menurut Moeldoko, komunikasi intens perlu dibangun oleh HKTI dan petani guna informasi dari pemerintah bisa tersalurkan dengan baik.
“Masyarakat Indonesia yang tahu HKTI hanya 34,6 persen. Untuk itu, disamping kita mempromosikan organisasi, kita juga melakukan langkah-langkah nyata di daerah. Kenalkan organisasi ini dengan baik kepada publik, jangan sampai masyarakat bingung HKTI yang mana ini, makanya para DPD HKTI harus menjawab, jangan sampai masyarakat bingung,” lanjut Moeldoko
Marketplace untuk Petani
Selain untuk memperoleh informasi, aplikasi pertanian tersebut nantinya dapat dijadikan wadah untuk menjual komoditas pertanian.
Seperti diketahui, pemasaran saat ini masih menjadi hambatan para petani dalam memasarkan produknya.
“Tahapan berikutnya aplikasi ini dapat digunakan sebagai marketplace, sehingga nanti para petani bisa transaksi di dalamnya, itu tahapan berikutnya,” ujar Kepala Staf Kepresidenan tersebut.
Baca Juga: Menteri Pertanian Optimis Ketersediaan Pangan Cukup Jelang Bulan Puasa
Di lain hal, Moeldoko juga berharap aplikasi ini dapat menjadi solusi untuk mengimbangi antara supply dan demand sehingga harga komoditas pertanian dapat stabil.
“Kalau terorganisasi dengan baik, maka akan memberikan kepastian. Tidak seperti sekarang yang terkadang-kadang naik kemudian jatuh merosot ke bawah. Aplikasi ini diharapkan nanti bisa seperti itu,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Direksi Qilaa International Group, Sheikh Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Thani menjelaskan tentang berbagai keuntungan aplikasi pertanian tersebut.
“Kita akan memberikan banyak hal yang gratis di aplikasi ini. Kita juga akan memberikan edukasi dan sekolah gratis bagi anak-anak petani," tutur Abdul Rahman Al Thani.
Setiap tiga bulan kita akan mengadakan kompetisi untuk para petani dengan hadiah menarik. Kita juga akan memberikan sumbangan mulai dari perbaikan rumah, pakaian dan lain-lain,” sambungnya.
Rencananya, dalam waktu sebulan kedepan aplikasi ini sudah dapat di download oleh masyarakat umum secara gratis.
Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV