> >

Mumpung Murah, Pertamina Mau Beli Minyak Mentah dari Rusia

Bumn | 29 Maret 2022, 08:16 WIB
Kepala sumur dan rig pengeboran di ladang minyak Yarakta, milik Irkutsk Oil Company (INK), di wilayah Irkutsk, Rusia (11/3/2019). (Sumber: Antara )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pertamina kini tengah membahas opsi membeli minyak mentah dari Rusia. Lantaran di tengah krisis Rusia-Ukraina dan sederet sanksi dari Barat, membuat harga minyak Rusia akan lebih murah.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina, sudah membuka komunikasi dengan perusahaan minyak Rusia.

"Di tengah situasi geopolitik kita melihat ada opportunity untuk membeli minyak Rusia dengan harga yang baik. Pak Taufik (Dirut PT KPI) sudah approach," kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (28/03/2022).

Ia menyampaikan, proses pembelian itu nantinya akan murni urusan bisnis Pertamina dengan perusahaan minyak Rusia.

Baca Juga: Pemerintah Masih Utang Rp109 T ke Pertamina dan PLN untuk Subsidi BBM-Listrik

"Secara politik, tidak ada masalah, sepanjang perusahaan yang kami deal ini tidak terkena sanksi," ujarnya.

"Kemudian untuk pembayaran, kami juga sudah berkoordinasi, mungkin melalui India atau bagaimana. Ini b to b (business to business) murni," kata Nicke.

Opsi itu kini dipertimbangkan Pertamina, lewat konsultasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia.

Menurut Nicke, jika pembelian minyak dari Rusia jadi dilakukan, minyak tersebut akan diproses di Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Kilang itu kini tengah dalam proses pembenahan atau revamping.

Baca Juga: Rusia Ancam AS-Eropa: Harga Minyak Meroket 300 Dollar AS/Barel, Pasokan Gas Dipotong

Proses revamping Kilang Balongan akan selesai pada Mei 2022. Setelahnya kilang yang baru mengalami kebakaran hebat beberapa bulan lalu itu, akan bisa mengolah semua jenis minyak mentah. Selama ini Kilang Balongan hanya bisa mengolah minyak mentah dengan kandungan sulfur rendah.

Nicke menyebut minyak jenis itu pasokannya mulai sulit didapat dan harganya mahal.

"Dengan revamping ini, salah satunya yang selesai Mei 2022 kilang Balongan, maka Balongan lebih terbuka, lebih fleksibel untuk menggunakan jenis crude apapun," tutur Nicke.

Saat Amerika Serikat dan Uni Eropa mengancam akan mengembargo minyak Rusia, negeri Beruang Merah itu tidak khawatir. Mereka yakin bisa membuka peluang ekspor ke negara-negara lainnya.

Baca Juga: Dongkrak Belanja Produk UMKM, LKPP Bekukan Semua Produk Impor di E-Katalog

Rusia juga memberi potongan harga pada minyak mereka, yaitu sekitar 20-25 dollar AS per barrel dari patokan harga minyak Brent. Minyak murah Rusia itu kini diminati India dan China.

India sebelumnya tidak pernah membeli minyak dari Rusia, karena ongkos kirim yang mahal. Namun setelah Rusia banting harga, India pun mengimpor dalam jumlah besar.

Bloomberg mencatat, India merupakan negara importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia. Sejak akhir Februari 2022, India sudah mengimpor 13 juta barel minyak Ural Rusia. Sejumlah perusahaan India yang memutuskan membeli minyak Rusia antara lain Indian Oil Corp (IOC), Hindustan Petroleum, dan Nayara Energy.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU