> >

Di DPR, Mendag Lutfi Cerita 3 Kota Diguyur Jutaan Liter Minyak Goreng tapi saat Dicek Tidak Ada

Ekonomi dan bisnis | 17 Maret 2022, 17:32 WIB
Minyak goreng yang diduga dijual eksportir ilegal ke luar negeri dengan harga 4 kali lipat dari HET. (Sumber: istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Di hadapan anggota Komisi VI DPR RI, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengakui terjadi kelangkaan minyak goreng di 3 kota terbesar di Indonesia. Yaitu Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan selama periode 14-16 Februari 2022, kota Medan di Sumatera Utara mendapat pasokan minyak goreng sebanyak 25 juta liter.

Namun saat dicek ke pasaran, stoknya tidak ada.

"Rakyat Medan ada 2,5 juta orang. Jadi satu orang ada mendapatkan 10 liter. Saya pergi ke kota Medan, ke pasar, supermarket, tidak ada minyak goreng," kata Lutfi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga: YLKI soal Pemerintah Cabut HET Minyak Goreng: Kalau Lawan Pasar, Malah Chaos

Hal serupa juga terjadi di Jakarta dan Surabaya. Sejumlah daerah di Jawa Timur juga disebut mengalami kelangkaan minyak goreng.

"Jadi ada tiga daerah yang mirip seperti ini, satu Surabaya, Jawa Timur yang distribusinya 91 juta liter, di Jakarta totalnya 85 juta liter dengan 11 juta rakyat, dan Sumatera Utara yang mestinya melimpah," ujar Lutfi.

"Deduksi (=kesimpulan, Red) kami adalah, ada orang-orang (yang) mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Dan tiga kota ini dominasi, satu industri ada di sana, kedua ada pelabuhan," tambahnya.

Sebelum ke DPR, Lutfi juga mengunjungi Pasar Senen, Jakarta Pusat untuk mengecek pasokan minyak goreng. Kepada para wartawan yang meliput kunjungan kerjanya, Lutfi menyinggung peran krisis Rusia-Ukraina dalam menyebabkan kenaikan harga minyak goreng.

Baca Juga: Pengamat: Pasokan Minyak Goreng Ada Usai Pemerintah Cabut HET, Bukti Selama Ini Ditimbun Distributor

Menurut Lutfi, konflik Rusia dan Ukraina sangat berdampak pada harga minyak goreng karena keduanya memproduksi minyak dari biji bunga matahari. 

Saat mereka terlibat perang, negara-negara yang biasanya mengimpor biji bunga matahari dari mereka, beralih menggunakan minyak sawit mentah atau CPO. Ujung-ujungnya, harga CPO kian mahal, begitu juga harga minyak goreng.

"Invasi Rusia terhadap Ukraina ini menyebabkan harga-harga barang tinggi, terutama Rusia dan Ukraina ini penghasil daripada minyak sunflower, penggantinya adalah minyak CPO sehingga  menyebabkan harga minyak CPO Rp14.600 pada awal Februari menjadi Rp18.000 kemarin, dan sudah turun sedikit, namun pada dasarnya naik karena mekanisme pasar," terang Lutfi. 

 

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber :


TERBARU