Kunjungi Pasar Kebumen dan Purworejo, Mendag Diserbu Keluhan soal Kedelai-Minyak Goreng
Ekonomi dan bisnis | 23 Februari 2022, 10:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Perdagangan M Lutfi menerima keluhan sejumlah pedagang di Pasar Dorowati, Kebumen, Jawa Tengah, Selasa (22/2/2022). Salah satunya adalah pedagang tahu yang mengadukan mahalnya harga minyak dan kedelai.
"Pak ini pak, yang jualan tahu mau komplain. Lah itu minyak sama kedelai nya mahal sekali," kata seorang ibu penjual tahu, dikutip dari video yang diunggah Lutfi di akun Instagramnya, Rabu (23/2/2022).
"Iya bu ini lagi dicoba untuk kita tangani," ujar Lutfi yang datang ke pasar tersebut bersama Menteri BUMN Erick Thohir.
Untuk minyak goreng, Lutfi menyebut pihaknya sejak 14 Februari lalu sudah menggelontorkan 35 persen atau 120 juta liter, dari kebutuhan nasional yang sebesar 280 juta liter untuk bulan Februari saja.
Baca Juga: Temuan Baru Ombudsman: Minyak Goreng Dipasok untuk Hotel hingga Konsumen Dipaksa Jadi Member
"Sebenarnya minyak ini sudah mulai bergerak, setidaknya sejak hari Senin tanggal 14 yang lalu sudah keluar hampir 35 persen dari kebutuhan nasional. 120 juta liter sudah keluar, yang rencananya pada bulan Februari ini akan naik menjadi 420 juta liter jadi kami harapkan akan mulai click in down pada kesempatan pertama," tutur Lutfi kepada wartawan.
Meski faktanya terjadi kelangkaan minyak goreng di seluruh Indonesia, Lutfi masih menyebut pasokan minyak goreng tidak bermasalah. Namun pedagang masih perlu waktu untuk menyesuaikan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Paling lambat akhir Februari semuanya normal kembali. Sebenarnya, setok minyak goreng tidak ada masalah, yang terjadi adalah penyesuaian harga dalam dua pekan kemarin," ujarnya.
Pada hari yang sama, Lutfi kemudian melanjutkan kunjungan ke Pasar Purworejo, di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Di pasar tersebut ia mendapat keluhan yang sama terkait harga kedelai dan minyak goreng dari para pedagang.
Baca Juga: 6 Kebijakan Mendag Tak Mempan Atasi Langkanya Minyak Goreng, Ini Sebabnya
"Saya sudah bilang berkali-kali, kedelai ini masalah internasional. Jadi kita bergantung pada pasar internasional yang mengalami kejadian-kejadian. Yang pertama karena memang harga supercycle ini tinggi sekali, disebabkan misalnya karena urea itu sudah naik 223 persen di pasar internasional dalam 15 bulan terakhir," ucap Lutfi di Pasar Purworejo.
Ia pun menerangkan ada faktor tingginya permintaan kedelai dari China, yang membuat harga kedelai mahal. Negeri tirai bambu itu memborong kedelai dari Brasil, Argentina, dan Amerika Serikat untuk pakan ternak 5 miliar babi di negaranya.
"Jadi kalau China-nya naik belinya, harganya ikut naik. Terakhir, terjadi ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan naiknya harga terigu bersamaan dengan kedelai," ucap Lutfi.
Ia mengaku Kemendag sudah berupaya menjembatani kepentingan importir, pengrajin, dan pedagang. Yaitu dengan mengimbau pedagang untuk menaikkan harga tahu tempe.
Baca Juga: Tahu Tempe Hingga Minyak Goreng Mahal, PPN Juga Naik Jadi 11 Persen Mulai 1 April
"Dengan begitu perajin tidak diberatkan atau dimarahi pedagang," sebutnya.
Kepada para pedagang di Pasar Purworejo, Lutfi berjanji minyak goreng semua merek akan masuk ke pasar-pasar dalam seminggu ke depan. Ia bahkan meminta Bupati Purworejo untuk tak segan menelponnya, jika minyak goreng masih langka di wilayah tersebut.
"Kalau yang minyak goreng, sudah lihat kan bahwa ini sudah mulai turun. Kita lihat sudah nggak direbutin orang lagi, dan ini semua merek akan memenuhi pasar dalam seminggu ke depan," ujarnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :