> >

Penutup Tahun: Harga Gas Elpiji Naik, Pertalite dan Premium Dihapuskan

Kebijakan | 28 Desember 2021, 07:53 WIB
Ilustrasi: Pekerja mengisi gas saat mengecek ketersedian BBM dan LPG di Stasiun Pengisian Bahan Bakar LPG Makassar di kawasan Terminal BBM Makassar, Sulawesi Selatan. (Sumber: Kompas.tv/Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Penghujung tahun 2021 masyarakat diterpa kenaikan harga LPG hingga rencana penghapusan Bahan Bakar Minyak (BBM) premium dan pertalite.

Pada sabtu (25/12/2021), Pertamina secara resmi telah menaikkan harga LPG nonsubsidi. 

Kenaikan rentang harga LPG bervariasi antara Rp1.600 - Rp2.600 per kilogram.

Pertamina menyatakan, kenaikan itu lantaran harga Contract Price Aramco (CPA) elpiji yang sudah naik terus-menerus sepanjang tahun ini.

Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting mengatakan, pada November 2021 harganya mencapai 847 dollar AS per metrik ton. Naik 58 persen sejak 2021 dan merupakan harga tertinggi sejak 2014.

"Penyesuaian harga elpiji nonsubsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74 persen lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu," kata Irto seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/12/2021).

Baca Juga: Harga Gas Elpiji Nonsubsidi Naik, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Sebelum dinaikkan, harga elpiji non subsidi Pertamina yakni sekitar Rp11.500 per kilogram per 3 November. Menurutnya, harga itu lebih kompetitif dibanding Vietnam sekitar Rp23.000 per kilogram, Filipina Rp26.000 per kilogram, dan Singapura sekitar Rp 31.00 per kilogram.

"Untuk Malaysia dan Thailand harga elpiji memang relatif rendah karena adanya subsidi dari pemerintah masing-masing," ujar Irto.

Pertamina menerapkan perbedaan kenaikan harga elpiji. Yaitu mulai Rp1.600-Rp2.600 per kilogram.

Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Antara


TERBARU