Neraca Dagang November Surplus, Penyumbangnya Ekspor Bahan Bakar Mineral
Ekonomi dan bisnis | 15 Desember 2021, 13:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada November 2021, surplus sebesar 3,51 miliar dolar AS. Sehingga surplus neraca perdagangan terjadi selama 9 bulan berturut-turut.
Berdasarkan komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar ialah dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati, serta besi dan baja.
“Surplus ini karena ekspor kita masih lebih tinggi dari impor, di mana ekspor pada bulan November 2021 sebesar 22,84 miliar dollar AS dan impor di bulan November 2021 sebesar 19,33 miliar dollar AS,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/12/2021).
Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan RI periode Januari-November tahun ini mengalami surplus 34,32 miliar dolar AS.
Baca Juga: Sri Mulyani Ketemu Atta Halilintar, Apa yang Dibahas?
“Ini bisa dilihat bahwa peningkatan cukup besar dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ucap Margo.
Dari sisi perdagangan antar negara pada November 2021, Indonesia mengalami surplus dengan Amerika Serikat (AS) sebesar 1,8 miliar dolar AS.
Ekspor Indonesia ke AS yang menjadi penyumbang surplus adalah komoditas pakaian dan aksesorisnya atau rajutan, dan dari pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan.
Kemudian, surplus juga diperoleh dari Filipina sebesar 801,8 juta dolar AS, yang berasal dari komoditas bahan bakar mineral juga kendaraan dan bagiannya.
Selanjutnya Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dengan Malaysia sebesar 687,8 juta dolar AS yang berasal dari komoditas bahan bakar mineral dan lemak minyak hewan nabati.
Baca Juga: Cukai Rokok Naik, Ini Daftar Lengkap Harga Rokok 2022
Namun, Indonesia masih mengalami defisit dalam perdagangan dengan sejumlah negara. Defisit perdagangan terbesar terjadi dengan Thailand, China, dan Australia.
“Defisit dengan Thailand sebesar 405,2 juta dolar dari komoditas barang dan barang dari plastik, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya,” ujar Margo.
Dengan China, defisit perdagangan RI mencapai 366,4 juta dolar AS, dengan komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, kemudian mesin dan peralatan elektrik serta bagiannya.
Lalu defisit dengan Australia sebesar 345,4 juta dolar AS dari komoditas bahan bakar mineral dan serealia.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV