Indonesia Tawarkan 3 Proyek di Bidang Energi Terbarukan ke Investor Jepang
Ekonomi dan bisnis | 20 Oktober 2021, 14:33 WIBSebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan Indonesia akan sepenuhnya menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT) serta net zero emission pada 2060.
"Transformasi menuju net zero emission menjadi komitmen bersama kita paling lambat 2060," ujar Arifin dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM.
Net zero emission adalah prinsip pembangunan bebas emosi. Mengutip Mongabay.id, dengan net zero emission, karbon yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang biasanya dilepaskan ke atmosfer, kini sepenuhnya diserap oleh bumi melalui berbagai kegiatan manusia juga dan bantuan teknologi. Sehingga tidak menimbulkan pemanasan global.
Untuk mencapainya, pemerintah menerapkan 5 prinsip utama. Yaitu peningkatan pemanfaatan EBT, pengurangan energi fosil, kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, dan pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).
Baca Juga: Pengumuman, Pemerintah Akan Setop Penjualan Motor dan Mobil yang Pakai BBM
Langkah nyata kebijakan diatas diantaranya tidak menambah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan batu bara; penggunaan kompor listrik untuk 2 juta rumah tangga per tahun: memberhentikan impor LNG: Jaringan gas bisa menyentuh 10 juta rumah tangga;
Penggunaan kendaraan listrik sebanyak 2 juta (mobil) dan 13 juta (motor); tidak ada penjualan motor konvensional; pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama dengan kapasitas 35 GW; serta tidak melakukan penjualan mobil konvensional.
Untuk mencapai sederet target tersebut, Indonesia tentu membutuhkan kerja sama dengan negara yang sudah terbiasa menggunakan energi baru dan terbarukan. Salah satunya adalah Jepang.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :