> >

Kemenkes Garap Medical Tourism di Bali Demi Amankan Devisa Rp100 Triliun

Ekonomi dan bisnis | 18 Juni 2021, 18:30 WIB
Wamenkes Dante Saksono Harbuwono memberikan keterangan pers usai mengikuti Rapat Terbatas mengenai Penanganan Pandemi COVID-19 yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Senin (24/05/2021) (Sumber: Dok. Sekretariat Kabinet RI)

DENPASAR, KOMPAS.TV- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah mengembangkan medical tourism di Bali. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, medical tourism di Bali dimulai dengan mendirikan klinik estetik atau klinik kecantikan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, Bali. 

"Jadi kunjungan kali ini kita ingin membuat perencanaan klinik estetik nomor 1 di Indonesia yang bakal dibangun di Rumah Sakit Sanglah sebagai salah satu bentuk model medical tourism di Indonesia," kata Dante kepada awak media, usai pertemuan di RSUP Sanglah Denpasar, Bali, Jumat (18/6/2021).

Klinik kecantikan di RSUP Sanglah nantinya menyediakan layanan perawatan kulit, bedah plastik, perawatan gigi, dan sebagainya. Pembangunan klinik ini bekerja sama dengan Korea Selatan.

Dante mengungkapkan, pemerintah ingin mengembangkan medical tourism karena selama ini banyak warga Indonesia yang berobat ke luar negeri.

Baca Juga: Seluruh Tempat Wisata di Bandung Tutup Selama 2 Pekan, Demi Tekan Persebaran Covid-19

Hal itu membuat devisa negara menguap ke negara lain sebesar Rp100 triliun dalam setahun.

"Jadi kita siapkan medical tourism adalah bagaimana yang Rp100 triliun devisa ke luar negeri itu bisa tetap ada di Indonesia," ujar Dante.

"Sehingga kita tidak banyak kehilangan devisa lagi banyak orang pergi ke Singapura, Malaysia, Amerika. Nanti dengan medical tourism ini dia akan bisa ada di Bali mungkin bisa menyelamatkan devisa negara Rp100 triliun setahun," tambahnya.

Dante berharap, wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Bali juga bisa melakukan perawatan di RSUP Sanglah.

Baca Juga: Thailand Bakal Buka Pariwisata dan Izinkan Turis Asing Masuk Pertengahan Oktober, Tapi Ada Syaratnya

"Coba bayangkan kalau sekeluarga pergi (kemudian) ibunya ke klinik untuk perawatan di Bali. Nanti setelah itu mereka rekreasi di sini," tutur Dante.

Sementara itu, Direktur Utama RSUP Sanglah, I Wayan Sudiana mengatakan pihaknya kini tengah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menunjang program medical tourism tersebut.

"Untuk fasilitas seperti peralatan, lalu bangunan, kami diminta memproses dan perencanaan dulu, mencari konsultan perencanaan dan pembangunan fisik lewat tender," jelasnya.

Pembangunan klinik kecantikan di RSUP Sanglah diproyeksikan menghabiskan dana sebesar Rp200 miliar.

Namun karena masih dalam situasi pandemi Covid-19, persiapan pembangunan medical tourism itu masih dalam tahap perencanaan.

Setelah angka kasus Covid-19 di Indonesia secara umum bisa terus menurun, bukan tidak mungkin medical tourism itu akan bisa berjalan.

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU