Kerja Sama Perdagangan dan Transfer Teknologi Jadi Incaran Indonesia di Pasar Eurasia
Ekonomi dan bisnis | 7 Juni 2021, 16:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Indonesia pada 2-5 Juni 2021 lalu mengunjungi Rusia untuk merealisasikan kerja sama perdagangan, investasi, dan transfer teknologi yang optimal dengan kawasan Eurasia atau EAEU.
Sejumlah pertemuan bilateral digelar bersama perwakilan EAEU yang beranggotakan Armenia, Belarus, Kirgistan, dan Kazakhstan, serta secara khusus perwakilan Rusia.
Dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov, Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi menyampaikan keinginan Indonesia memperkuat dan meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi. Indonesia juga berminat untuk berpartisipasi dalam INNOPROM Trade Fair dan Kazan Halal Expo 2021.
”Indonesia juga berupaya mengurangi hambatan akses kelapa sawit di Rusia,” kata Lutfi melalui siaran pers, Senin (7/6/2021).
Sama halnya dengan negara-negara di Eropa Barat, Rusia juga tengah membangun perekonomiannya menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Salah satu kebijakan yang diterapkan Rusia ialah meringankan Pajak Pertambahan Nilai (Value Added Taxes/VAT) untuk minyak nabati selain minyak kelapa sawit mentah (CPO). CPO dikenai VAT sebesar 20 persen.
Ekspor CPO
Sementara dalam pertemuan dengan Menteri yang Bertanggung Jawab atas Integrasi dan Makroekonomi Komisi Ekonomi Eurasia (EEC) Sergei Glazyev, Lutfi menawarkan produk ekspor unggulan Indonesia, yaitu CPO dan produk turunannya.
Mekanismenya bisa dengan mendatangkan produknya secara langsung atau dengan membangun pabrik pengolahan untuk memproduksi produk CPO dan turunannya, seperti minyak goreng.
Baca Juga: Harga CPO Melambung, Harga Sabun hingga Kosmetik Terancam Ikut Naik
Indonesia juga berminat mengirimkan sumber daya manusia untuk belajar mengenai teknologi pengolahan gas dan pembangkit listrik. Hal itu dalam rangka penguatan SDM dan infrastruktur di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
”Kami tidak hanya memerlukan produk yang dikembangkan dengan teknologi tinggi, tetapi juga ingin mengembangkan produk-produk Indonesia bernilai tambah tinggi. Untuk itu kita perlu transfer pengetahuan dan teknologi,” terang Lutfi.
Selain itu, RI-EAEU juga sepakat untuk menyelesaikan rencana studi kelayakan pembuatan perjanjian perdagangan bebas (JFS FTA) pada September 2021. Indonesia berharap agar peluncuran pembentukan FTA ini digelar di Indonesia.
Kementerian Perdagangan mencatat, pada 2020, nilai total perdagangan Indonesia dengan Rusia sebesar 1,93 miliar dollar AS. Neraca perdagangan Indonesia masih surplus dari Rusia sebesar 10 juta dollar AS, dilansir dari Kompas.id.
Adapun nilai total perdagangan Indonesia dengan EAEU sebesar 2,25 miliar dollar AS. Dengan EAEU, neraca perdagangan Indonesia defisit sebesar 350 juta dollar AS.
Negara anggota EAEU yang melakukan investasi di Indonesia pada 2020 hanya Rusia, yakni senilai 4,6 juta dollar AS untuk 206 proyek di sektor perhotelan dan restoran, perumahan, jasa lainnya, serta perdagangan dan reparasi.
Baca Juga: Presiden Jokowi dan PM Kamboja Hun Sen Gelar Pertemuan Bilateral, Ini yang Dibahas
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV