Kadin Jatim akan Buat Sentra Vaksinasi di Wilayahnya
Ekonomi dan bisnis | 28 Mei 2021, 11:32 WIBSURABAYA, KOMPAS.TV- Vaksinasi gotong royong tidak hanya diikuti oleh perusahaan besar dengan jumlah karyawan banyak. Tapi juga perusahaan yang jumlah karyawannya tidak terlalu banyak.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur pun ingin membuat sentra vaksinasi gotong royong untuk jenis perusahan tersebut.
Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan, pembuatan sentra vaksinasi di daerah akan membantu perusahaan skala kecil menengah untuk mengikuti program vaksinasi. Sehingga akhirnya mempercepat pelaksanaan vaksinasi gotong royong keseluruhan.
“Jadi sentra vaksin gotong royong ini akan menjadi lokasi pemberian vaksin bagi industri dengan jumlah karyawan yang tidak banyak. Ini baru kami usulkan bersama teman-teman yang memiliki fasilitas kesehatan, termasuk menyampaikannya kepada Gubernur Jatim,” kata Adik kepada media, Kamis (27/05/2021).
Untuk membuat sentra vaksinasi tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) di Surabaya maupun luar Surabaya. Seperti RS Premier, RS PHC, RS Siti Hajar Sidoarjo, RS Semen Gresik dan sejumlah klinik lainnya.
Baca Juga: Bulan Juli, 3 Juta Dosis Vaksin CanSino Datang untuk Vaksinasi Gotong Royong
Lantaran banyak perusahaan yang tidak memiliki faskes yang sesuai standar pemerintah.
“Begitu juga rumah sakit di Kediri sedang dikoordinasikan terutama untuk kapasitasnya dalam memberikan vaksin, karena di sana ada satu perusahaan besar dengan jumlah karyawan yang mencapai 40.000-an karyawan,” ujar Adik.
Menurutnya, di Jawa Timur total ada 816.804 perusahaan dengan 3,2 juta karyawan yang membutuhkan vaksin.
"Jumlah tersebut masih berdasarkan data pekerja dari BPS,” tambahnya.
Baca Juga: DPR Minta Vaksin Gotong Royong Jangan Sampai Sulitkan UMKM dan Pekerja
Namun, tentunya tidak semua perusahaan tersebut bisa mengikuti vaksinasi gotong royong. Tergantung pada kondisi keuangan masing-masing perusahaan.
Bagi perusahaan yang tidak mampu membiayai pegawainya ikut vaksin mandiri, akan memilih menunggu program vaksin gratis pemerintah.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sebagai salah satu sentra industri di dekat Jakarta, hanya sedikit perusahaan yang mengikuti vaksin gotong royong.
Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi, Sutomo, hanya 10 persen perusahan di wilayahnya yang ikut vaksin mandiri.
"Tidak lebih dari 10-an persen yang masuk ke Kadin itu. Rata-rata (perusahaan) yang besar, yang menengah ke atas," kata Sutomo dalam keterangan resminya, (20/05/2021).
Baca Juga: Ingat! Perusahaan Tak Boleh Potong Gaji Karyawan untuk Vaksin Gotong Royong
Selain masalah biaya, perusahaan juga masih berhitung karena tidak ada jaminan kalau sudah divaksin tidak akan terpapar Covid.
"Jadi memang banyak perusahaan berhitung sedetail itu. Pada prinsipnya, kondisi-kondisi sekarang masih banyak yang keberatan. Bagi perusahaan besar, kelihatannya sih oke saja, tapi yang middle-low rata-rata mengalami kesulitan," jelas Sutomo.
"Yang bisa ya rata-rata yang multinasional, kayak contohnya Astra Group, yang besar-besar seperti itu mungkin tidak ada masalah (ikut vaksinasi gotong-royong)," pungkasnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV