Mudik Dilarang, Sriwijaya Air Minta Insentif untuk Maskapai Penerbangan
Ekonomi dan bisnis | 27 April 2021, 14:57 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV Maskapai Sriwijaya Air mengupayakan sejumlah strategi untuk bertahan di tengah pandemi Covid-119.
Apalagi, pemerintah sudah melarang mudik pada 6 Mei hingga 17 Mei 2021dan menerapkan pengetatan perjalanan mulai 22 April sampai 24 Mei 2021.
Direktur Niaga Sriwijaya Air Group Henoch Rudi Iwanudin mengatakan, salah satu usaha yang dilakukan adalah memaksimalkan operasional angkutan kargo.
"Kami juga memaksimalkan pengangkutan kargo, baik reguler maupun charter untuk menutupi potential loss dari turunnya jumlah penumpang selama periode pengetatan perjalanan dan pelarangan mudik," kata Henoch seperti dikutip dari Tribunnews, Selasa (27/04/2021).
Baca Juga: Pemerintah Larang Mudik Lebaran 2021, Garuda Indonesia: Kami Dukung Penuh
Henoch menilai, pengetatan perjalanan dan larangan mudik semakin memperberat beban maskapai penerbangan, yang sedang berupaya pulih dari dampak pandemi.
"Dengan adanya pengetatan ini revenue kami akan mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya dan akan jauh berkurang lagi di periode pelarangan mudik," ujar Henoch.
Ia berharap, pemerintah memperhatikan pemain di industri penerbangan agar mampu tetap bertahan di masa sulit seperti sekarang.
Baca Juga: Mulai Hari Ini, Tarif Tol Bandara Soekarno-Hatta Naik
Namun di sisi lain, pihak Sriwijaya memahami alasan pemerintah dan mematuhi larangan mudik serta pengetatan perjalanan.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV