> >

Kecewa dengan Larangan Mudik, Pemilik PO Sumber Alam Merasa Rugi: Tahun Lalu Sudah Jual 50 Bus

Ekonomi dan bisnis | 20 April 2021, 14:55 WIB
Sejumlah penumpang bus tengah bersiap untuk menaiki salah satu layanan bus dari Terminal Poris Plawad, Minggu (11/4/2021) (Sumber: (KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL))

JAKARTA, KOMPAS.TV-  Sejumlah pemilik perusahaan otobus (PO) kecewa dengan keputusan pemerintah yang melarang mudik tahun ini.

Salah satunya adalah pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali.

Ia mengaku larangan mudik selama 2 tahun berturut-turut sangat berdampak pada bisnisnya.

Tahun lalu, ia sudah menjual 50 bus miliknya agar operasional perusahaan bisa tetap berjalan

"Tahun 2020 itu saya jual aset untuk selamatkan perusahaan, yang 50 itu dijual, jadi tinggal 100 unit. Sebagian itu pun cuma dijual rongsok, istilahnya supaya kita bisa survive, tetap jalan gitu," kata Anthony seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (20/4/2021).

Baca Juga: Harga Tiket Bus AKAP Non-Ekonomi Naik Mulai Hari Ini

Menurut Anthony, sepanjang 2020 industri PO bus hanya fokus memikirkan cara bertahan untuk menghidupi karyawannya.

Tidak lagi bicara keuntungan dari bisnis angkutan penumpang.

"Kami enggak lagi ngomong untung, udah pasti rugi semua pengusaha PO. Tapi kan kami terus mengusahakan perusahaan ini untuk tetap jalan," ujar Anthony.

Ia menilai, mudik tahun ini seharusnya sudah diperbolehkan.

Karena sudah ada program vaksinasi dan penerapan layanan tes GeNose untuk Covid-19.

Baca Juga: Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Terkait Mudik 2021

"Harapannya kita sudah jalan (layanan mudik), karena kan ada program vaksinasi, GeNose, dan sebagainya. Jadi harapannya tahun ini bisa mulai bangkit lah, tapi kondisi seperti ini (ada larangan mudik), mau bilang apa yah kan," tambahnya.

Momen mudik dan libur lebaran biasanya selalu ditunggu-tunggu oleh pengusaha bus.

Sebab mereka bisa meraup keuntungan dari banyaknya penumpang dan harga tiket yang lebih mahal dari biasanya.

Tak terkecuali pengusaha bus pariwisata.

Namun kini, banyak layanan bus pariwisata yang tutup karena tak mampu bertahan.

Kondisi ini bisa saja diikuti oleh bisnis layanan bus antar kota antar provinsi atau AKAP.

Baca Juga: Pemudik Curi Start Hindari Penyekatan

"Sebagian PO yang pariwisata sudah collapse, tutup. Ada yang macet juga, bus-busnya sudah mulai di tarik leasing, sudah mulai di lelang. Nah untuk AKAP, saya rasa dengan larangan mudik ini sebagian akan menyusul," terang Anthony.

Meskipun banyak warga yang mudin lebih awal untuk menghindari penyekatan petugas, hal itu belum mampu menutupi kerugian pengusaha  bus selama pandemi.

Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU