Gillian Clark alias Oma Gill, Sosok Komentator Badminton yang Suaranya Banyak Ditunggu
Bbc indonesia | 14 Mei 2022, 08:05 WIBBagi para pecinta bulutangkis di Indonesia, suara komentator Gillian Clark sangat akrab di telinga dan banyak ditunggu.
Frasa-frasa khas yang ia ucapkan menjadi ikonik, viral, dan terpatri di benak para penggemar badminton. Ambil contoh "I don't believe it!", "Unbelievable!", atau "What a rally!".
Tetapi mungkin tidak banyak yang tahu bahwa perempuan yang kerap dijuluki 'Oma Gill' oleh warganet Indonesia ini menghabiskan waktu setidaknya tiga jam untuk riset sebelum menjalankan tugas sebagai komentator. Ia juga harus membawa sendiri printer kecil untuk mendukung pekerjaannya.
Analisis, data, statistik dan informasi yang ia sampaikan menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman menyenangkan menonton pertandingan bulutangkis di televisi maupun di aplikasi telepon genggam.
Bahkan, nama perempuan Inggris berusia 60 tahun ini sering menjadi tren di media sosial, bersama nama-nama pemain yang sedang turun berlaga.
Seorang penggemar berseloroh "hambar rasanya menonton laga bulutangkis tanpa suara Gillian Clark".
Menjadi komentator sebenarnya bukan jalan yang sengaja dipilih oleh Clark.
"Semata-mata karena keberuntungan," ungkap Clark dalam perbincangan dengan wartawan BBC News Indonesia di Inggris, Mohamad Susilo.
Baca juga:
- Bagas/Fikri mencatat sejarah, tampil pertama kali di All England dan langsung juara
- Sejarah bulu tangkis di Olimpiade: Mengapa Indonesia sulit lahirkan Susy Susanti generasi baru?
- Tak seperti Jepang atau China, pemain bulu tangkis Indonesia dinilai 'terlalu mudah menyerah'
"Saat itu, saya menjabat sebagai presiden federasi pemain dan ada keperluan untuk menjadi komentator. Pihak yang mencari, tahu bahwa saya punya opini dan tidak segan-segan untuk menyuarakan opini itu."
"Kemudian mereka meminta saya untuk menjadi komentator bulutangkis," kata Clark. Dan selebihnya, tentu saja adalah sejarah.
Selama 25 tahun terakhir ia menjadi komentator di turnamen-turnamen badminton kelas dunia.
Membawa printer sendiri
Ia sadar betul bahwa menjadi komentator bukan pekerjaan mudah. Apa yang ia sampaikan saat memandu pertandingan harus informatif dan menambah wawasan bagi para pemirsa.
Karenanya, sebelum bertugas di siang atau petang hari, ia menyempatkan diri selama minimal tiga jam di pagi hari untuk melakukan riset. Kadang, persiapan ini membutuhkan waktu lima jam.
Setelah itu, data dan informasi yang bertebaran dikumpulkan dalam satu format khusus, yang ia gambarkan sebagai "rahasia perusahaan".
"Data yang tersedia tidak dalam dalam format ideal. Jadi saya harus menyusun semua informasi yang ada, memasukkannya ke dalam satu format yang menurut saya menarik dan berguna bagi para pemirsa," kata Clark.
"Format ini sangat cocok buat saya dan ini adalah rahasia yang jaga dengan ketat. Setiap kali saya on air, saya sampaikan informasi menarik dan fakta-fakta ini kepada para pecinta bulutangkis," imbuhnya.
Yang menarik, data, statistik, dan informasi ini harus tercetak dalam lembaran kertas.
Clark menyebut dirinya bukan sosok yang akrab dengan teknologi. Di sisi lain, ia perlu data dan informasi yang bisa cepat diakses.
Oleh karena itulah, untuk menunjang pekerjaannya, ia membawa printer jinjing, yang menemaninya ke mana pun ia bertugas.
"Itu printer kecil. Saya ini kuno, saya ini sudah tua," kata Clark sambil tersenyum lebar.
"Saya ingin memiliki salinan dalam bentuk fisik. Saya ingin semua yang saya perlukan ada di depan saya. Dengan begitu, semua informasi yang saya perlukan harus ada di satu lembar kertas."
"Dengan demikian, saya tidak harus beralih dari satu situs ke situs lain di komputer atau mencari di berbagai dokumen yang saya miliki. Semuanya harus ada di satu lembar kertas, dan karenanya saya harus membawa printer saya sendiri. Printer ini saya bawa, ke mana pun saya pergi," kata Clark.
Penulis : Redaksi-Kompas-TV
Sumber : BBC