Melestarikan Tarian Tradisional Nusantara
Advertorial | 21 Agustus 2024, 16:00 WIBKOMPAS.TV –Tarian tradisional merupakan salah satu bentuk seni tari yang berasal dari budaya masyarakat dan biasanya diwariskan dari generasi ke generasi. Seni ini sering kali menjadi bagian penting dalam berbagai acara, seperti perayaan, upacara adat, dan upacara keagamaan.
Dahulu, tarian tradisional diminati oleh berbagai kalangan, baik anak muda maupun orang tua, yang dengan antusias mempelajarinya. Namun, seiring perkembangan zaman, keberadaan tarian tradisional mulai terancam.
Untuk menjaga kelestariannya, pemerintah daerah telah mengambil berbagai langkah, mulai dari menyediakan wadah bagi sanggar tari untuk berkembang dan tampil, hingga memasukkan tarian tradisional sebagai bagian dari kurikulum pendidikan, seperti yang dilakukan di Bali dan Surakarta.
Upaya melestarikan tarian tradisional ini tidak hanya penting untuk mempertahankan kekayaan budaya dan kearifan lokal, tetapi juga berperan dalam pendidikan karakter generasi muda.
Melalui pelestarian tarian tradisional, identitas budaya bangsa dapat terus dipertahankan dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Baca Juga: Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI akan Gelar Pameran Warisan Raso Sumatera Selatan
Pentingnya Pelestarian Tarian Tradisional
Pentingnya pelestarian tarian tradisional menjadi perhatian utama bagi para pemangku kepentingan, seperti yang disampaikan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Hilmar Farid, serta penari sekaligus koreografer Eko Supriyanto.
Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 3.000 jenis tarian tradisional, dan 402 di antaranya telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda tingkat nasional.
Namun, beberapa jenis tarian tersebut terancam punah. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah menetapkan tiga langkah dasar dalam pelestarian kebudayaan, yaitu perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan.
Pengembangan dan pemanfaatan tarian tradisional di masyarakat bukan hanya bertujuan untuk mempertahankan keindahan seni itu sendiri, tetapi juga untuk menjaga fungsi-fungsi sosial yang dimiliki oleh tarian tersebut.
Tarian tradisional memiliki peran penting dalam menciptakan kohesi sosial di dalam masyarakat. Jika tarian ini hilang, akan terjadi kerugian besar bagi kita semua, karena seringkali ekspresi budaya seperti tarian digunakan sebagai mekanisme untuk menjembatani perbedaan dalam masyarakat.
Salah satu tantangan terbesar dalam pelestarian tarian tradisional adalah regenerasi pelaku seni. Banyak anak muda yang tidak lagi tertarik untuk mempelajari tarian tradisional, lebih memilih budaya dari tempat lain.
Hal ini memerlukan perhatian serius, karena tanpa pelaku seni yang melanjutkan tradisi ini, tarian tradisional bisa benar-benar punah. Oleh karena itu, dokumentasi menjadi langkah mendasar dalam pelestarian kebudayaan.
Selain itu, kolaborasi dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat, sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa kebudayaan kita terus hidup dan berkembang. Gotong royong dalam melestarikan kebudayaan menjadi kunci keberhasilan upaya ini.
Sanggar-sanggar tari tradisional di seluruh Indonesia harus didukung untuk terus berkarya dan memajukan kebudayaan, baik melalui pertunjukan rutin maupun program-program lain yang mendukung keberlanjutan seni tari tradisional.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk fasilitasi dari pemerintah, diharapkan tarian tradisional Indonesia akan tetap lestari dan memberikan dampak positif bagi generasi muda dan masyarakat luas.
Upaya Pelestarian Tarian di Bali
Pemerintah Provinsi Bali sangat menyadari bahwa potensi utama Bali terletak pada seni budaya, termasuk seni tari. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk merawat, melestarikan, menguatkan, dan memajukan budaya Bali dari waktu ke waktu.
Salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan adalah Pesta Kesenian Bali, yang pertama kali diinisiasi pada tahun 1979 oleh Profesor Doktor Ida Bagus Mantra.
Penulis : Adv-Team
Sumber : Kompas TV