Artha Graha Peduli Peringati Global Tiger Day 2024 bersama Tambling Wildlife Nature Conservation
Advertorial | 30 Juli 2024, 16:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pada Minggu (28/7/2024) di Backyard Hotel Borobudur Jakarta, Artha Graha Peduli (AGP) dan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) menggelar event bertema “Harmoni Alam, Lestari Harimau Sumatra”.
Selain bertepatan dengan Global Tiger Day 2024, penyelenggaraan event ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat, mewujudkan komitmen, serta kepedulian menjaga kelestarian harimau di Indonesia, khususnya harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae).
Sebagai informasi, setahun terakhir terdapat 16 konflik antara harimau dan manusia. Konflik tersebut dimulai dari perburuan liar, minimnya wilayah ekosistem harimau sehingga harimau melewati pemukiman warga, sampai harimau yang menyerang manusia.
Karena itu, diperlukan kolaborasi semua pihak, baik dari pemangku kebijakan, organisasi yang berkecimpung dalam konservasi, hingga seluruh lapisan masyarakat untuk meminimalisir konflik.
Menjaga kelestarian harimau tidak hanya melindungi hewan yang terancam punah, melainkan juga melindungi 2,5 juta hektare hutan hujan tropis di seluruh hutan di Pulau Sumatra.
Berdasarkan informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2023), saat ini di wilayah Indonesia hanya tersisa sekitar 600 spesies harimau. Namun, di wilayah konservasi Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) yang juga bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Lampung, populasi harimau sumatra justru mengalami kenaikan cukup signifikan.
TWNC merupakan kawasan pelestarian yang dikelola AGP seluas 48.153 hektar sebagai hutan tempat pengembangbiakan alam margasatwa liar di darat dan di laut. Salah satu satwa liar yang hampir terancam punah di Indonesia dan berada di TWNC adalah harimau sumatra.
Tahun 2001, harimau di TWNC berjumlah 4 ekor, bertambah menjadi 24 ekor pada 2012, dan kini teridentifikasi lebih dari 50 ekor individu harimau yang berbeda. Dengan kepadatan 6 ekor harimau per 100 km persegi, menjadikan TWNC memiliki kepadatan tertinggi di Asia Tenggara.
Ketua Umum Artha Graha Peduli Heka Hertanto mewakili Artha Graha Peduli mengatakan, acara tersebut diharapkan dapat memperkuat sinergitas antara berbagai pihak dalam upaya melestarikan harimau dan habitatnya.
“Mari kita bersama-sama berkontribusi untuk masa depan yang lebih baik bagi harimau dan ekosistem yang seimbang di masa mendatang. Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung terselenggaranya acara ini,” pungkas Heka.
"Berdasarkan data dari kamera jebakan yang kami pasang di wilayah konservasi tertangkap harimau bersama anaknya, demikian juga terhadap harimau yang ditemui secara langsung bersama anaknya. Jadi konservasi harimau berlangsung baik. Secara regulasi, pihak swasta bisa terlibat dalam konservasi seperti yang dilakukan oleh TWNC melalui skema kerja sama kolaborasi penguatan fungsi," kata Ismanto.
Head Of Conservation Department TWNC Ardi Bayu Firmansyah menyebutkan, sebelum TWNC masuk ke kawasan TNBBS, perburuan harimau banyak dilakukan. Mulanya hanya tersisa empat ekor harimau, tetapi kini menjadi puluhan harimau di TWNC.
"Sekarang TWNC jadi contoh konservasi untuk dunia. Hal ini bisa terjadi karena ada komitmen dari semua pihak," ungkap Bayu.
Bayu menuturkan, tidak hanya menjadi lokasi pariwisata alam berkelanjutan, TWNC juga dijadikan kawasan konservasi yang dikerjasamakan dengan pemerintah. Dalam hal ini, TWNC bekerja sama dengan Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan selatan (TNBBS) dan BKSDA Bengkulu.
TWNC juga memiliki Pusat Rehabilitasi Satwa Harimau Sumatera (PRSHS) yang dibentuk pada 2008. Sampai saat ini TWNC sudah merehabilitasi 13 harimau dan melepasliarkan tujuh harimau ke alam liar.
Untuk diketahui, kesuksesan kegiatan ini berkat dukungan dari berbagai pihak, antara lain Artha Graha Peduli, Tambling Wildlife Nature Conservation, Hotel Borobudur Jakarta, Bank Artha Graha Internasional, Gulavit, Electronic City Indonesia, SCBD, Takokak, dan Cimanggis Golf Estate.
Rangkaian peringatan Global Tiger Day 2024 digelar secara menarik dan bervariasi, seperti campaign petisi “Penyelamatan Harimau”, lomba mewarnai sketsa harimau, pameran lukisan kopi, face painting, lomba video competition, hingga acara diskusi santai yang menjadi puncak acara.
Aviani Malik hadir menjadi moderator dalam diskusi dengan lima orang narasumber, yaitu drh. Dedi Candra (Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spsies dan Genetik KLHK), John Sumampau (Taman Safari Indonesia), drh. Erni Suyanti (Ketua Forum Harimaukita), Ismanto (Kepala Balai Besar TNBBS), dan Ardi Bayu Firmansyah (Senior Management TWNC).
Penulis : Adv-Team
Sumber : Kompas TV