Kanopi FEB UI Gelar Economic Outlook 2022, Bahas Tantangan Pemulihan Ekonomi
Advertorial | 11 Februari 2022, 17:00 WIBDarwin memaparkan bagaimana Lembaga Pengelola Investasi akan menjadi penopang perekonomian Indonesia.
“Dibentuk oleh UU Cipta Kerja, lembaga ini disebut sebagai game changer untuk investasi Indonesia. INA diperuntukkan untuk menarik investor sebagai modal pembangunan serta memberikan kepastian kepada para investor dengan bermitra,” paparnya.
Beberapa faktor yang mendorong pembentukan sovereign wealth fund di Indonesia, antara lain adalah tingginya kebutuhan pembiayaan ke depan, tingkat FDI indonesia yang mengalami stagnasi, rasio utang yang terus meningkat terhadap PDB, serta kapasitas pembiayaan BUMN yang semakin terbatas.
Cyril juga memaparkan terkait kondisi perekonomian Indonesia saat pandemi, di mana perubahan kondisi perekonomian mengharuskan adanya negosiasi dengan pihak investor mengenai bagaimana valuasi aset dilakukan pada situasi sekarang sehingga transaksi akan lebih mudah terjadi.
Harapannya, perekonomian di tahun 2022 dapat tumbuh yang ditandai dengan kondisi perekonomian tahun 2021 kuartal keempat yang baik.
Dari sektor fiskal, pemaparan disampaikan Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kementerian Koordinator Perekonomian, Ferry Irawan.
Ferry menuturkan bahwa dalam proses pemulihan ekonomi terdapat beberapa tantangan global yang dihadapi, yaitu kenaikan harga komoditas, kenaikan inflasi global, dan kenaikan kasus Covid-19 beserta variannya.
Penggunaan APBN dalam pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19 di Indonesia berada di posisi yang moderat dibandingkan dengan negara lain. Hal ini dapat dilihat dari defisit APBN Indonesia yang biasanya berada di bawah 2,5 persen kini meningkat menjadi 6 persen.
Baca Juga: Kanopi FEB UI Sukses Hadirkan Indonesia Economic Outlook 2022 Forum
Selain itu, tingkat utang Indonesia masih lebih kecil berdasarkan persentase utang terhadap PDB dibandingkan dengan negara-negara lain. Pada kuartal keempat, pertumbuhan Indonesia berhasil mencapai target pemerintah sebesar 5,02 persen.
Terdapat pokok kebijakan APBN pada tahun 2022, yaitu pemulihan ekonomi dan reformasi struktural yang terdiri atas akselerasi penanganan Covid-19, menjaga perlindungan sosial dukungan terhadap UMKM dan usaha, reformasi struktural, reformasi fiskal, serta konsolidasi fiskal
Sesi subtema kemudian diakhiri dengan pembahasan sektor moneter oleh Kepala Departemen Riset Sektor Jasa Keuangan OJK, Inka Yusgiantoro.
Inka memaparkan bahwa pandemi yang masih terjadi saat ini memengaruhi tingkah laku dan preferensi masyarakat dalam bertransaksi menjadi terdigitalisasi.
Meskipun begitu, masih banyak masyarakat yang belum memiliki rekening (unbanked) akibat kurangnya fasilitas bank di sekitar tempat tinggal mereka.
“Mayoritas masyarakat Indonesia masih belum menabung di bank dan hanya menyimpan uangnya di rumah. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat inklusi keuangan belum sempurna walaupun tingkat literasi keuangan mengalami peningkatan,” ungkap Inka.
Secara umum, negara Emerging Market and Developing Economies (EMDE) mengalami peningkatan digitalisasi produk dan jasa keuangan. Menurut Inka, UMKM merupakan kunci bagi keberhasilan digitalisasi dan inklusi keuangan.
“Meskipun OJK sudah mengeluarkan peraturan terkait keuangan digital, keberhasilan transformasi digital sangat memerlukan adanya kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan,” lanjutnya.
Penulis : Elva-Rini
Sumber : Kompas TV