Kompas TV advertorial
advertorial

Mewaspadai Penyakit Stroke dan Penanganannya: Gejala, Kolaborasi Tim Medis, dan Peran Teknologi

Kompas.tv - 25 Oktober 2024, 17:50 WIB
mewaspadai-penyakit-stroke-dan-penanganannya-gejala-kolaborasi-tim-medis-dan-peran-teknologi
Ilustrasi seseorang terkena stroke dilihat dari senyuman miring. (Sumber: Dok. Mayo Clinic)
Penulis : Adv Team

KOMPAS.TVStroke adalah salah satu kondisi medis paling mendesak dan berpotensi mengancam jiwa yang sering kali berdampak pada kualitas hidup seseorang.

Dalam menghadapi stroke, setiap detik sangat berharga, dan pemahaman mendalam tentang gejala, langkah-langkah penanganan, serta kolaborasi antara berbagai disiplin medis menjadi kunci meningkatkan hasil perawatan.

Artikel ini akan membahas tentang gejala awal stroke, pentingnya tim multidisiplin dalam penanganannya, prosedur yang dilakukan untuk stroke iskemik dan pendarahan, tantangan dalam mendidik masyarakat.

Akan dibahas juga kemajuan teknologi dalam diagnosis dan pengobatan stroke bersama Tim Multidisiplin RS Siloam Dhirga Surya Medan yaitu dr. Hendy Million Samin, Sp.N, dr. Steven Tandean, Sp.BS, dan dr. Harley Septian, Sp.Rad., Subsp.RI (K)

Gejala Awal Stroke: Mengenali Tanda-tanda Penting

Mengenali gejala awal stroke adalah langkah pertama yang penting untuk memastikan penanganan cepat. Gejala ini sering kali diingat dengan akronim BEFAST, yang merangkum aspek-aspek utama yang perlu diperhatikan.

B - Balance (Keseimbangan): Apakah seseorang tiba-tiba kehilangan keseimbangan atau mengalami masalah koordinasi?

E - Eyes (Penglihatan): Apakah penglihatan mendadak menjadi kabur atau hilang pada salah satu atau kedua mata?

F - Face (Wajah): Apakah salah satu sisi wajah tampak terkulai? Cobalah minta orang tersebut untuk tersenyum; jika hanya satu sisi yang bergerak, ini bisa menjadi tanda awal stroke.

A - Arms (Lengan): Tanyakan kepada orang tersebut untuk mengangkat kedua lengan. Jika salah satu tidak dapat diangkat atau cenderung jatuh, ini adalah sinyal yang jelas tanda awal stroke.

S - Speech (Ucapan): Jika mengalami kesulitan berbicara atau berbicara dengan cara yang tidak jelas. Minta untuk mengulang kalimat sederhana dan perhatikan kejelasan ucapannya.

T - Time (Waktu): Jika Anda melihat satu atau lebih gejala ini, segera hubungi layanan darurat. Setiap detik sangat berharga dalam menangani stroke.

Selain gejala BEFAST, ada tanda-tanda lain yang mungkin muncul, seperti:

  • Kebingungan mendadak atau kesulitan dalam memahami pembicaraan.
  • Gangguan penglihatan, misalnya melihat kabur atau kehilangan penglihatan di satu mata.
  • Kesulitan berjalan atau kehilangan keseimbangan.
  • Sakit kepala parah tanpa sebab yang jelas.

Penting untuk diingat bahwa stroke bisa terjadi pada semua usia, bukan hanya pada orang tua. Dengan memahami gejala ini, masyarakat diharapkan dapat merespons keadaan darurat dengan lebih cepat dan tepat.

Jika salah satu lengan tidak dapat diangkat, atau bahkan cenderung jatuh, ini adalah sinyal yang jelas tanda awal stroke. (Sumber: Dok. Shutterstock)

Peran Tim Multidisiplin dalam Penanganan Stroke

Ketika stroke terjadi, banyak pihak yang harus bekerja sama untuk memberikan perawatan terbaik.

Tim multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis neurologi, bedah saraf, dan radiologi serta perawat berkolaborasi untuk mengatasi kondisi kritis ini.

Berikut adalah gambaran peran dari masing-masing anggota tim:

1. Dokter Spesialis Neurologi

Dokter spesialis neurologi sering kali menjadi anggota pertama yang terlibat. Mereka bertugas mengidentifikasi jenis stroke yang dialami pasien, apakah itu iskemik (sumbatan) atau hemoragik (pendarahan).

Melalui pemeriksaan fisik dan penggunaan teknologi pencitraan, mereka dapat menentukan langkah-langkah awal yang diperlukan.

Jika terdiagnosis stroke iskemik, dokter spesialis neurologi akan mengevaluasi kemungkinan terapi trombolitik untuk melarutkan gumpalan darah.

Untuk stroke pendarahan, mereka harus merencanakan langkah-langkah untuk mengurangi tekanan intrakranial yang bisa berpotensi mengancam jiwa.

2. Dokter Spesialis Bedah Saraf

Dokter spesialis bedah saraf memiliki peran yang sangat vital, terutama dalam kasus stroke pendarahan.

Ketika terjadi perdarahan di otak, mereka dapat melakukan prosedur bedah, seperti kraniotomi, untuk mengangkat hematoma.

Ini adalah proses yang memerlukan penilaian cepat, karena setiap keputusan dapat berpengaruh besar pada pemulihan pasien.

Kerja sama antara dokter spesialis neurologi dan bedah saraf sangat penting, terutama dalam menentukan tindakan yang tepat.

Diskusi terbuka mengenai kondisi pasien, risiko, dan opsi perawatan yang tersedia dapat meningkatkan hasil akhir perawatan pasien.

3. Dokter Spesialis Radiologi

Radiolog juga merupakan bagian tak terpisahkan dari tim penanganan stroke. Mereka menggunakan alat pencitraan modern, seperti CT scan dan MRI untuk mendiagnosis dan menilai kerusakan otak.

Informasi dari pencitraan ini sangat berharga untuk menentukan langkah selanjutnya.

Dengan teknologi canggih, radiolog dapat memberikan gambaran yang jelas tentang lokasi penyumbatan atau perdarahan serta besarnya area otak yang mengalami kerusakan atau volume perdarahan. 

4. Perawat

Perawat memegang peranan penting dalam manajemen harian pasien stroke.

Mereka tidak hanya memantau kondisi pasien secara berkelanjutan, tetapi juga memberikan perawatan dasar dan komunikasi yang efektif dengan anggota tim medis lainnya.

Dukungan emosional dari perawat sangat berarti bagi pasien dan keluarga mereka, terutama dalam situasi yang penuh tekanan.

Tata Laksana Stroke Iskemik: Proses dan Risiko Trombolisis

Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat oleh gumpalan darah. Penanganan utama untuk kondisi ini adalah trombolisis, yang bertujuan untuk melarutkan gumpalan tersebut.

  • Proses Trombosis

Proses trombolisis dimulai dengan evaluasi awal oleh dokter. Setelah diagnosis stroke iskemik dikonfirmasi, dokter harus memutuskan apakah pasien memenuhi kriteria untuk menerima terapi trombolitik.

Proses ini biasanya harus dilakukan dalam waktu 4,5 jam setelah gejala muncul sehingga penanganan cepat sangat penting.

Setelah keputusan dibuat, larutan trombolitik seperti alteplase diberikan melalui infusintravena. Prosedur ini memerlukan pemantauan ketat untuk menghindari komplikasi.

Risiko utama dari trombolisis adalah perdarahan, terutama perdarahan intraserebral.

  • Risiko dan Manfaat

Risiko trombolisis harus dievaluasi secara cermat. Meskipun terapi ini dapat menyelamatkan nyawa dan memperbaiki fungsi neurologis, komplikasi seperti perdarahan tetap mungkin terjadi.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan diskusi yang transparan dengan pasien dan keluarganya mengenai risiko dan manfaat sebelum melakukan terapi.

Dalam beberapa kasus, jika gumpalan darah terlalu besar atau jika trombolisis tidak efektif, intervensi endovascular seperti trombektomi mungkin diperlukan.

Keputusan ini dibuat berdasarkan evaluasi pencitraan dan kondisi umum pasien.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x