DENPASAR, KOMPAS.TV – Dalam rangka memperluas pemasaran dan jangkauan terhadap para seniman serta pecinta seni, LucyDream Gallery (LDG) melakukan rebranding menjadi LucyDream Art (LDA).
LDG (sekarang LDA) yang didirikan Januari 2022 merupakan marketplace seni berlokasi di Seminyak, Bali.
Chief Operating Officer (COO) LucyDream Art Sisie Wulandari Simon mengatakan, LDA melakukan rebranding demi mencapai eksistensi yang mudah ditangkap di market.
“Kami juga memperluas jangkauan sehingga memudahkan market memahami marketplace online yang kami maksud adalah tempat memberikan akses menggapai seni secara mudah,” ujar Sisie, Rabu (30/01/2024).
Sisie berharap, seni itu tidak terbatas dan bisa dalam bentuk apapun. “(Seni) Dapat diakses oleh siapapun dengan mudah, dengan harga yang relatif masih terjangkau,” imbuhnya.
Sejauh ini, Sisie mengaku LDA bersedia untuk bermitra dengan berbagai lini bisnis yang sejalan. Lebih lanjut, Sisie mengatakan, LDA tengah melakukan ekspansi di luar Bali, yang bertujuan untuk memberikan akses yang mudah bagi seniman atau siapapun yang ingin bermitra dengan LDA.
“Untuk mengekspansi informasi dan komunikasi kepada market secara efisien,” jelasnya.
Sebagai suatu wadah bagi seniman, LDA memanfaatkan teknologi untuk memungkinkan mereka memamerkan karya seni secara global, mendapatkan pengakuan, dan meningkatkan nilai karya mereka.
Kendati demikian, tujuan utamanya adalah untuk mendukung program sosial LDG yang dikenal sebagai “Seeds for A Child” (SFaC).
Program SFaC ini bertujuan mendukung anak-anak dalam mewujudkan impian mereka melalui berbagai program keahlian yang disediakan oleh LDA.
Melalui partisipasi dalam program ini, anak-anak dapat mengembangkan diri dan keterampilan mereka, tidak hanya untuk menjadi individu yang sukses di masa depan, tetapi juga untuk mempercayai dan mengejar impian mereka.
Sisie menuturkan, ‘Seeds For a Child’ menawarkan kelas bagi anak-anak dan pemuda mengembangkan keterampilan hidup dan bakat seni selama 10 hari lewat berbagai tema.
Sisie melanjutkan, kurikulum tersebut dirancang untuk mendorong kreativitas anak-anak sekaligus memberikan tantangan dan peluang untuk berkembang.
“Melalui ‘Seeds For a Child’, kami bekerja sama dengan Yayasan dan desa-desa untuk mengembangkan platform kreatif dan edukatif bagi anak-anak dari desa-desa di Bali,” katanya.
Selain itu, LDA juga berkolaborasi dengan para seniman lokal dari Bali untuk memberikan mereka pengalaman yang mendalam tentang kehidupan relawan sosial.
Untuk diketahui, SFaC telah berdiri sejak 2022 dan telah menjalankan 3 program sosial di Singaraja, Denpasar, dan Karangasem.
“Terdapat juga lebih dari 50 kerajinan yang melibatkan lukisan, kolase, tas tote, dan lain-lain, yang dibuat bersama-sama antara relawan kami dan anak-anak,” tutur Sisie.
Sejauh ini, Sisie mengaku LDA terbuka untuk bermitra dengan berbagai lini bisnis yang sejalan dengan lukisan. Ia mengambil contoh hotel, kafe, klub pantai, dan perusahaan fesyen.
“Untuk kegiatan di hotel, restoran, dan kafe, LDA mengadakan pameran, bincang-bincang seni, hingga workshop. Sedangkan dengan perusahaan fesyen, LDA kolaborasi dengan cara menggunakan karya seni sebagai desain di produk mereka seperti kaos, sepatu, tumbler, jaket, dan lain-lain,” pungkas Sisie.
Terkait produk, LDA juga membuat produk merchandise dari karya seni para seniman yang tergabung di LDA, seperti tas tote, kipas tangan, dan tumbler.
Manfaat proyek ini bertujuan untuk berbagi keuntungan dan nilai jual karya seni para seniman agar menjadi lebih besar dan tinggi. Bila Anda tertarik untuk mengajukan kerja sama hingga mengetahui informasi lebih lanjut silakan kunjungin website dan Instagram LDA.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.