JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memaparkan capaian diplomasi Indonesia 2022 dan prioritas diplomasi 2023 pada Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) 2023 di Kantor Kemlu, Jakarta (11/01/2023).
Mengawali pidatonya, Menlu Retno mengutip pernyataan Sekjen PBB Antonio Guterres yang menyampaikan apresiasi atas presidensi Indonesia di G20.
“Dalam situasi sulit tepatnya saat perbedaan geopolitik mencapai puncaknya, Indonesia telah menunjukkan kapasitas luar biasa dalam menyatukan berbagai pihak, mendorong dialog, dan mengupayakan solusi,” demikian ucapan Sekjen PBB dikutip Menlu.
Menlu mengatakan, satu tanggung jawab besar sebagai presiden G20 telah dapat ditunaikan Indonesia dengan sangat baik. “While we lead, we unite. While we lead, we deliver. Indonesia membuktikan bahwa persahabatan dan kolaborasi telah mendatangkan manfaat bagi dunia,” kata Menlu.
G20 di bawah kepemimpinan Indonesia berjalan lancar dan dapat bekerja membawa manfaat konkret bagi masyarakat dunia meskipun penuh tantangan. Mulai dari pandemi Covid-19, menajamnya rivalitas kekuatan besar, perang di Ukraina, hingga krisis pangan dan energi.
Di tengah situasi tersebut, hampir semua pihak pesimis bahwa G20 akan dapat bekerja dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia. Namun faktanya, kekhawatiran tersebut tidak terjadi.
KTT G20 menghasilkan Deklarasi Bali yang berbobot tanpa mengorbankan prinsip-prinsip Piagam PBB. Deklarasi tersebut melampirkan daftar 361 proyek kerja sama konkret antara negara-negara G20 dan negara mitra.
Presidensi Indonesia juga menghasilkan berbagai terobosan, antara lain pembentukan Pandemic Fund, Bali Compact dan Bali Energy Transition Roadmap, Digital Innovation Network, dan operasionalisasi Resilience and Sustainability Trust untuk membantu ruang fiskal negara berkembang.
Secara bilateral pertemuan G20 menghasilkan 140 proyek kerja sama dengan nilai lebih 71 miliar dolar AS atau lebih dari seribu seratus triliun rupiah. Salah satu proyek penting di bidang energi baru terbarukan adalah Just Energy Transition Partnership senilai USD 20 miliar atau lebih dari 312 triliun rupiah.
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Sampaikan Presidensi G20 Hasilkan Ratusan Proyek Bilateral
Capaian Diplomasi Indonesia Sepanjang 2022
Selain Presidensi G20, Kementrian Luar Negeri mencatat sejumlah capaian diplomasi Indonesia sepanjang 2022.
Terkait isu kedaulatan, Indonesia secara intensif melakukan perundingan batas negara dengan negara-negara tetangga, seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Palau, dan Timor Leste.
“Di antara kemajuan yang telah dicapai adalah penandatanganan Kesepakatan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia-Vietnam setelah perundingan 12 tahun,” kata Menlu.
Pada 2022, lebih dari 30 ribu kasus terkait bidang pelindungan WNI telah diselesaikan dan akan terus diperkuat dengan pemanfaatan teknologi digital. Diplomasi Indonesia juga bekerja untuk memperkuat akses pasar melalui berbagai perundingan ekonomi dan perdagangan.
Sepanjang tahun 2022, Indonesia telah mempercepat finalisasi perjanjian dagang bilateral dengan lima negara, yakni Chile, Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Jepang, dan Mauritius.
Pada diplomasi tingkat regional Indonesia telah meratifikasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) serta melakukan pembaharuan perjanjian ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (FTA) dan ASEAN-Hong Kong FTA.
Sementara itu, di bidang kesehatan diplomasi telah mengamankan 516.851.745 dosis vaksin baik melalui jalur bilateral dan multilateral. Lebih dari 137 juta dosis atau 26,5 persen di antaranya diperoleh secara gratis.
Indonesia juga terus berkontribusi untuk kawasan dan dunia, antara lain mendorong perdamaian Rusia-Ukraina, membantu rakyat Afghanistan dan Palestina, serta mengupayakan penyelesaian isu Myanmar.
Baca Juga: Menlu Retno ke Malaysia: Perlindungan Pekerja Migran Isu Prioritas Politik Luar Negeri Indonesia
Prioritas Diplomasi Indonesia Tahun 2023
Dari sisi ekonomi, Menlu Retno mengatakan diplomasi akan difokuskan pada penguatan ekonomi hijau dan akan tetap konsisten memerangi diskriminasi perdagangan internasional.
Diplomasi juga akan bekerja mempertahankan kedaulatan ekonomi Indonesia dalam mengelola sumber daya alamnya demi kesejahteraan rakyat.
Untuk itu, Indonesia akan melanjutkan upaya memperkuat industri hilir. Tanpa pembangunan industri hilir, negara berkembang seperti Indonesia tidak akan dapat melakukan lompatan pembangunan.
Di tahun 2023, Indonesia yang menjadi Ketua ASEAN mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Tema tersebut diangkat demi memastikan ASEAN berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan kawasan dan dunia.
Terdapat dua elemen dalam tema keketuaan Indonesia, yaitu ASEAN Matters dan Epicentrum of Growth. Terkait subtema ASEAN Matters, Indonesia bertekad menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi rakyat ASEAN and beyond.
Menlu menambahkan, ASEAN mulai harus disiapkan untuk menyongsong ASEAN 2045. Sentralitas ASEAN harus diperkuat agar mampu menjaga stabilitas dan perdamaian Asia Tenggara dan Indo Pasifik. Kerja sama penanganan kerjahatan lintas batas dan Dialog HAM ASEAN perlu diperkuat.
Melalui subtema Epicentrum of Growth Indonesia, Indonesia sebagai Ketua ASEAN bertekad untuk terus menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan.
Baca Juga: Cerita Persahabatan 43 Tahun Sri Mulyani dan Retno Marsudi, dari SMA hingga Sukseskan G20
“Sejarah ASEAN selalu terkait dengan ekonomi. Di tengah ancaman resesi, ekonomi Asia Tenggara diperkirakan masih lebih baik dari rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia,” ujar Menlu.
Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi ASEAN di tahun 2023 sebesar 4,57 persen. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata dunia yang oleh IMF diproyeksikan sebesar 2,7 persen.
Di bawah subtema ini, beberapa kerja sama yang akan diperkuat adalah bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan, dan stabilisasi keuangan. Menlu menegaskan, pembangunan ekonomi dan pembangunan komunitas ASEAN akan menjadi prioritas keketuaan ASEAN 2023.
PPTM 2023 dihadiri oleh Dubes dan diplomat asing, mantan Menlu dan Wamenlu, anggota DPR, dan wartawan, serta disiarkan di beberapa stasiun TV nasional. Selain pidato Menlu, acara juga terdiri dari pemberian Adam Malik Award (AMA) untuk jurnalis dan Social Media Awarad (AMA) untuk perwakilan RI.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.