JAKARTA, KOMPAS.TV – Pandemi Covid-19 membawa tantangan besar dalam dunia pendidikan, adaptasi sistem pembelajaran jarak jauh dinilai tidak seoptimal pembelajaran tatap muka (PTM).
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam pemulihan pendidikan, di antaranya dengan merancang relaksasi dana bos agar bisa digunakan sekolah yang terdampak pandemi.
Hal terkait bantuan internet, kurikulum darurat, serta vaksinasi tenaga pendidik juga menjadi prioritas pemerintah.
Pada akhir 2019 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah melakukan rapat dengan dengan empat menteri guna membahas vaksinasi guru dan sekolah tatap muka.
Pemberlakuan upaya vaksinasi usia 12 tahun ke atas juga sudah dilakukan. Target pemerintah lainnya, yaitu agar PTM dapat diselenggarakan oleh sekolah minimal tiga kali dalam satu minggu.
Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan mendorong institusi kampus untuk dapat melaksanakan tatap muka terbatas bagi mahasiswa dan dosen.
Menurutnya, pembelajaran di masa pandemi membuat siswa mengalami learning loss, atau kondisi di mana siswa kehilangan pengalaman belajar, serta elaborasi dengan sesama siswa dan guru. Hal serupa pun turut dirasakan oleh tenaga pengajar.
“Kurikulum kita adalah kurikulum tatap muka. Jadi yang penting adalah tatap muka dulu,” ujar Putra dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (25/11/2021).
Baca Juga: Hari Guru Nasional, Pemkot Bandar Lampung akan Beri Beasiswa pada Guru
Putra mendorong diberlakukannya PTM di satuan pendidikan dengan memperhatikan perlindungan kesehatan. Untuk mencapai hal itu, para guru harus bekerja sama dengan orangtua dalam memberikan pendidikan protokol kesehatan kepada anak atau siswa.
Selain protokol kesehatan, vaksinasi juga perlu diperhatikan guna melindungi tenaga pendidik dan siswa dari gejala berat apabila terpapar Covid-19.
Siswa pendidikan anak usia dini (PAUD), siswa sekolah dasar (SD), dan pelajar sekolah menegah kejuruan (SMK) sangat memerlukan pembelajaran tatap muka terlebih lagi untuk kebutuhan praktikum.
Guru kunci pemulihan pendidikan
Di sisi lain, Putra mengatakan bahwa kondisi pandemi Covid-19 telah menciptakan percepatan kepandaian guru dalam memunculkan inovasi dan kreativitas baru.
“Pembelajaran daring di masa pandemi membuat kita juga tahu, apa yang harus disederhanakan dari kurikulum kita,” ujar Putra.
Hal serupa disebutkan oleh Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Zain.
Ia menyebutkan, para guru di wilayah terpencil memanfaatkan voice note atau rekaman suara untuk memastikan proses pembelajaran tetap bejalan tanpa beban berat pada kuota dan kendala lain internet.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.