“Satu isu sosial, seperti pembabasan lahan LRT, Kereta Api Cepat, isu double track kereta api, apakah itu hanya bisa dijelaskan secara ekonomi? Kan tidak, harus ada penjelasan secara sosial. Dan banyak juga aset-aset daripada Kereta Api yang sampai saat ini masih belum maksimal,” kata Erick.
Baca Juga: Erick Thohir akan Kurangi Jumlah Komisaris Garuda Indonesia untuk Efisiensi
Sementara itu, Erick juga mengatakan, tujuan adanya transformasi BUMN adalah untuk menaikan level kedua belas klaster BUMN agar dapat mengikuti jejak klaster Perbankan dan Telekomunikasi.
Baru-baru ini, Himbara dan Telkom berhasil masuk dalam Forbes Global 2000 padahal market perbankan dan telekomunikasi sangat terbuka sehingga persaingan sangat ketat dengan pihak swasta dan asing.
Ia mengatakan, “tujuannya kalau bisa kedua belas klaster ini seperti perbankan dan Telkom dapat memberikan deviden sebanyak-banyaknya supaya Kementerian Keuangan dapat mendapat alternatif income.”
“Sekarang kita punya defisit anggaran yang cukup besar, sehingga kita tidak boleh hanya bergantung di pajak, tetapi ada pemasukan lain misalnya saja di bidang infrastruktur bagaimana untuk membangun infrastruktur itu tidak berdasarkan hutang tetapi juga investasi, kemarin dari Indonesian Investment Authority (INA) sudah mengumumkan telah masuk dana sebesar Rp 54triliun, 25% berasal dari dalam dan 75% dari luar negeri, ada yang dari Belanda, Kanada, dan Uni Emirat Arab,” jelasnya.
Baca Juga: [FULL] Erick Thohir Buka-bukaan Bicara Vaksin, Isu BUMN, hingga Jiwasraya
Efisiensi Jumlah Komisaris
Di sisi lain, Menteri BUMN Erick Thohir juga berniat untuk melakukan efisiensi jumlah komisaris PT Garuda Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menanggapi isu Garuda Indonesia yang merugi selama pandemi.
“Saya, ingin nanti mengusulkan kalau bisa komisaris Garuda 2 saja. Jangan hanya ada pensiun dini saja tetapi komisarisnya nggak dikurangi, kita akan kurangi nanti. Jadi benar-benar mencerminkan keseriusan Komisaris dan Direksi. Komisaris akan kita kecilin jumlahnya 2-3 orang, itu bagian dari efisiensi, nanti kita lakukan sesegera mungkin, tetapi masih ada RUPS, ini harus berdasarkan RUPS untuk dapat dikecilkan jumlah komisarisnya,” ujar Erick.
Karena krisis yang dialami Garuda Indonesia, Komisaris Garuda Indonesia, Peter Gontha bahkan meminta gajinya untuk ditangguhkan. Erick memuji usulan dari Peter Gontha tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.