Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPAS.TV - Monumen Nasional atau yang dikenal Monas dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1973. Monas dibangun sedemikian rupa untuk menjadi hutan di tengah kota DKI Jakarta.
Dengan Taman Monas, nama proyek yang dipimpin langsung Ediwan Sukiman itu ditanami ribuan pohon untuk menghijaukan area Monas.
Dilansir dari Kompas.com, menurut data Litbang Kompas, pada 1973, proyek Taman Monas menanam 1.568 pohon di area Monas.
Baca Juga: Politisi PSI Kritik Anies Baswedan soal Pemenang Tender Proyek Monas Rp71,3 Miliar
Ediwan menjelaskan, tidak hanya 1.568 pohon besar. Selain itu, ditanam juga pohon pengarah jalan atau pagar yang diambil dari jenis Salix Babylonica sebanyak 350 pohon dan akasia sebanyak 200 pohon. Ediwan menjelaskan, pohon rindang dan hijau tersebut akan menjadi tempat masyarakat merasakan rekreasi di tengah kota.
Bukan hanya rindang dan teduh, melainkan tempat rekreasi yang sehat.
Saat itu, pengembangan Taman Monas sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, termasuk ribuan pohon yang didatangkan dari luar daerah Jakarta.
Setelah penanaman pohon yang dilakukan pada tahun 1973 tersebut, Monas memang banyak mengalami perubahan revitalisasi. Pada Juli 1995, Monas kembali direvitalisasi. Tetapi, tidak mengorbankan pohon-pohon yang tumbuh selama puluhan tahun tersebut.
Baca Juga: Cawagub DKI Nurmansjah Lubis Siap Jadi Pelayan Anies Baswedan
Masih dikutip dari Kompas.com, dalam pengembangannya, penanaman pohon baru justru digalakkan dalam jumlah besar. Saat itu revitalisasi kawasan Taman Monas yang sudah berubah nama menjadi Taman Medan Merdeka tidak berbeda jauh dari rencana induk yang dibuat Presiden Soeharto.
Dalam rencana induk penataan kawasan Monas, semua jalan beraspal selebar 50 meter yang mengelilingi Tugu Monas akan diubah menjadi taman. Sebagai penggantinya, akan disediakan jalan yang terbuat dari batu-batu. Perluasan taman ini untuk mendukung keagungan Tugu Monas.
Kemauan politik pemerintah untuk menciptakan kawasan Monas sebagai hutan kota dikuatkan dengan Keputusan Presiden RI No 25 Tahun 1995 tertanggal 2 Mei 1995.
Baca Juga: TOP 3 NEWS I Kapal Terbalik I Raja Keraton Agung Sejagat Minta Maaf I Proyek Revitalisasi Monas
Selama bertahun-tahun, tidak ada gubernur yang berani membabat ratusan pohon yang sudah ditanami selama puluhan tahun itu. Namun, tidak pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebanyak 205 pohon di sisi selatan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, telah dicabut dari tempatnya dan dipindahkan ke tempat lain di kawasan itu.
Lahan di lokasi itu, Senin (20/1/2020) siang, tampak gundul. Pohon-pohon yang sebelumnya memenuhi sisi selatan Monas tidak terlihat. Yang tampak hanya tanah merah. Selain itu, ada pagar besi yang mengelilingi kawasan tersebut.
Tampak pula beton-beton sedang dibangun di dalam pagar itu. Kepala Unit Pelaksana Teknis Monas Isa Sanuri mengatakan, kawasan Monas sedang dalam pengerjaan revitalisasi. Isa mengatakan, ada 150 pohon ukuran besar dan 55 ukuran pohon kecil yang ditebang terkait dengan proyek revitalisasi itu.
Lalu bagaimana dengan pohon yang telah ditebang? Apakah hal ini berdampak pada berkurangnya kawasan hijau di Monas?
Anggaran revitalisasi monas sebelumnya dianggarkan dalam APBD DKI Jakarta 2020 senilai Rp114,47 Miliar.
Anggaran yang diajukan Dinas Cipta Karya, Tara Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta ini nantinya digunakan untuk desain lanskap, interior dan perawatan.
Kepala Dinas Cipta Karya, Tara Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta Heru Hermanto menerangkan, penggundulan kawasan Monas ini juga bagian dari konsep revitalisasi hasil desain daripada sayembara yang dibuat Anies. Nantinya, pohon-pohon yang ditebang akan ditanam lagi dan dijadikan ruang terbuka hijau.
"Memang perancangan dari dulunya kan memang itu terbuka, dari perancangan awal memang itu terbuka. Karena dulu nggak diterusin kemudian dipakai parkir akhirnya kan ditanamin. Makanya kan pohonnya nggak teratur waktu itu," kata Heru.
#AniesBaswedan #Monas #GubernurDKIJakarta
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.