MADINAH, KOMPAS.TV - Kota Madinah dikenal kaya akan situs sejarah peradaban Islam, salah satunya Masjid Qiblatain yang menjadi saksi sejarah perpindahan kiblat umat Islam dari Baitul Maqdis di Palestina ke ka'bah di Masjidil Haram Mekkah.
Kumandang Azan memanggil umat Islam untuk melaksanakan salat berjemaah di Masjid Qiblatain yang terletak sekitar 7 kilometer dari Masjid Nabawi.
Qiblatain bermakna dua kiblat, sesuai artinya masjid ini memiliki dua kiblat.
Kiblat pertama menghadap ke Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis Palestina dan kiblat kedua menghadap ke Ka'bah di Masjidil Haram, Mekkah.
Saat itu bulan Sya'ban tahun kedua Hijriyah, Nabi Muhammad tengah menjadi Imam Shalat Dzuhur. Namun tiba-tiba datang wahyu dari Allah yang memerintahkan Nabi Muhammad mengubah arat kiblat dari Masjidil Al Aqsa ke arah Ka'bah di Masjidil Haram.
Seketika Nabi Muhammad berpindah posisi menghadap ke arah Ka'bah dan diikuti oleh para sahabat. Perintah allah itu berada Surat Al Baqarah Ayat 144.
Sebagai penanda kiblat lama, dipasanglah ornamen di atas pintu masuk ruang salat. Desain ornamen merupakan reproduksi Mihrab Sulaimani, seperti di ruang bawah Kubah Sakhrah atau Kubah Batu di Yerusalem.
Awalnya Masjid Qiblatain dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah karena dibangun di bekas rumah Bani Salamah.
Masjid Qiblatain dibangun oleh Sawad Bin Ghanam Bin Kaab pada tahun kedua Hijriah.
Masjid Qiblatain sudah mengalami beberapa kali pemugaran hingga renovasi. Pada 1987, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah Raja Fahd memperluas dan merenovasi tanpa menghilangkan ciri khas masjid, seperti menara kembar dan kubah kembar.
Baca Juga: Calon Haji Asal Blitar Terpaksa Mendarat di Bandara Kualanamu Medan Karena Sakit
#masjidqiblatain #madinah #kabah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.