BANYUASIN, KOMPAS.TV - Warga di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, umumnya berkebun kelapa sawit sebagai mata pencaharian.
Namun kelapa sawit baru bisa dipanen setelah berusia tiga hingga empat tahun.
Menunggu masa panen, lahan perkebunan sawit dimanfaatkan menanam hortikultura.
Seperti yang dilakukan Sunyoto, petani Desa Sumber Makmur, Kecamatan Muara Padang, Banyuasin, Sumatera Selatan.
Ia menanam cabai rawit dan cabai keriting di sela tanaman sawit, atau tumpang sari.
Baca Juga: Harga Cabai di Malang Naik Hingga 2 Kali Lipat, Sentuh Angka Rp100 Ribu per Kilogram!
Sunyoto menjalankan praktik ini sejak setahun terakhir, di atas lahan sawitnya seluas satu hektar.
Sekali sepekan, ia bisa memanen 10 hingga 15 kilogram cabai.
Hasil panen umumnya dipasarkan ke desa-desa sekitar Kecamatan Muara Padang.
Perawatan diberikan agar menghasilkan cabai berkualitas, antara lain memangkas daun yang tidak diinginkan, agar buahnya tumbuh optimal, ia juga memberi pupuk organik.
Cara ini, membuat warga dapat tetap produktif meski sawit belum bisa dipanen.
Selain memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah harga cabai yang mahal.
Selain memaksimalkan lahan, praktik tumpang sari juga efektif untuk mengendalikan gulma.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.