PALEMBANG, KOMPAS.TV - Perajin tahu dan tempe di Kota Palembang, Sumatera Selatan, kembali terpukul dengan naiknya harga kedelai impor yang menjadi andalan bahan baku pembuatan tahu dan tempe.
Sejak September lalu, harga kedelai di distributor mencapai Rp12.400,- per kilogram, padahal agustus sebelumnya harga kedelai masih berkisar Rp10.800,-.
Perajin mengeluhkan harga kedelai yang tidak stabil dan cenderung naik.
Harga kedelai yang berubah-ubah membuat mereka kesulitan menutupi biaya produksi.
Para perajin memilih tidak menaikkan harga karena khawatir resiko kehilangan pelanggan.
Demi bertahan di tengah situasi yang semakin sulit, sebagian mereka tetap memproduksi tempe, dengan keuntungan semakin tipis, tempe dibuat dengan ukuran yang lebih kecil.
Baca Juga: Harga Kedelai Naik, Produksi Tahu Berkurang dan Harga Jual Naik
Naiknya harga kedelai disebabkan antara lain karena gagal panen di negara produsen akibat el nino, pelemahan Rupiah terhadap Dolar Amerika, serta kenaikan minyak dunia.
Harga kedelai impor bergantung pada mekanisme pasar bebas di tingkat global.
Sebelumnya pengusaha tempe sempat terbantu subsidi harga kedelai, namun subsidi dinilai tidak menyelesaikan persoalan.
Para perajin tempe berharap, pemerintah dapat kembali mengatur tata niaga kedelai dalam negeri sehingga dapat mengendalikan harga.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.