Panen Durian di Tengah Hutan dan Mencoba Rujak Durian dari Suku Baduy

KOMPASTV - Sebagai Negara yang kaya akan keberagaman, Indonesia punya berbagai cara dari setiap daerahnya, termasuk bagaimana cara mereka menjaga tradisi yang tergambar dalam setiap kulinernya. Hal ini membuat Benu melakukan petualangan untuk mencari rasa diberbagai wilayah Nusantara, khususnya Baduy.

Setelah melewati hampir 3 jam perjalanan dari Jakarta, akhirnya Benu dan tim sampai didaerah Binong, Banten, untuk kemudian berjalan kaki menuju kampung Ciranji Pasir, Desa Kanekes, Baduy Luar untuk menginap dirumah Ayah Karman seorang tokoh Baduy Luar bersama Yaldi anak suku Baduy dalam. Banyak pelajaran yang didapatkan Benu dalam petualangan kali ini, terutama bagaimana masyarakat suku Baduy menghargai alam dengan tidak serakah memanfaatkan hasil alam untuk kebutuhan mereka. Hal ini sebagai bentuk sinergi masyarakat suku Baduy dengan alam untuk kehidupan mereka.

Untuk pertama kalinya Benu mengikuti kegiatan masyarakat suku Baduy panen durian ditengah hutan, untuk diolah menjadi rujak durian, makanan sehari-hari masyarakat suku Baduy. Uniknya, masyarakat suku Baduy tidak mengambil semua buah durian, tapi menyisakannya sebagai bentuk ketidak serakahan mereka dalam mengambil hasil alam. Pengolahan rujak durian pun cukup sederhana, buah durian yang sudah matang hanya dicelupkan kedalam gelas atau mangkuk kemudian dituang air hangat dan dicampur dengan beberapa potong gula aren yang juga hasil alam mereka. Mereka percaya dengan mengkonsumsi rujak durian untuk sarapan dapat menunda rasa lapar mereka saat berladangan atau aktifitas lainnya. 

Baduy Luar

Kampung Ciranji Pasir, Desa Kanekes, Lebak Banten