JAKARTA, KOMPAS.TV - Bocah 4 tahun ini merupakan penyintas gagal ginjal akut progresif atipikal atau GGAPA.
Ia kini sudah bisa bermain dan berkumpul dengan keluarganya.
Korban memang terlihat tak seperti balita pada umumnya, namun ia sempat dirawat lebih dari 2 bulan dan sempat mengalami koma di RSCM Jakarta.
Menurut orangtua korban, anaknya sempat tidak bisa buang air kecil selama seminggu, hingga akhirnya divonis menderita gagal ginjal akut.
Meski sudah dinyatakan sembuh dan pulang ke rumah, hingga kini masih harus menjalani cuci darah seminggu dua kali, dan dipasang selang untuk membantunya makan dan minum.
Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, BPKN: Udah Lapor, Belum Ada Pertanggungjawaban Sampai Saat Ini
Tak hanya itu, sang ibu juga menyebut ini ada kendala di mata dan telinga putranya.
Kisah penyintas gagal ginjal akut pada anak ini merupakan contoh satu diantara ratusan kisah anak penyintas yang terancam masa depannya.
Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), sekaligus Ketua Tim Pencarifakta, Mufti Mubarok menyebut, anak yang sembuh dari gagal ginjal akut tak bisa sembuh 100 persen, karena ada efek yang fatal di beberapa bagian tubuhnya dalam jangka panjang, hingga lumpuh total.
Gagal ginjal akut progresif atipikal muncul akibat korban mengonsumsi obat sirop yang mengandung etilen glikol atau EG, dan dietilen glikol, DEG.
Meskipun Kemenkes menyebut pembiayaan anak korban gagal ginjal ditanggung negara lewat jaminan kesehatan nasional, tapi masa depan anak yang tak bisa pulih 100 persen menjadi suram.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.