Jakarta International Stadium belum sepi dari kontroversi. JIS dianggap belum memenuhi standar FIFA. Dari minimnya pintu akses dan lahan parkir, hingga kualitas rumput menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Salah satu solusinya, pembebasan lahan di sekitaran JIS. Tapi, muncul hambatan. Sejumlah warga disebut menolak pembangunan, bahkan ada yang menolak memberikan lahan. Di sisi lain, masalah pembebasan lahan saat awal pembangunan JIS, belum selesai. Warga masih memilih bertahan di sekitar kawasan JIS, dengan kondisi tak layak. Ada apa? Jurnalis KompasTV Ni Luh Puspa mencari jawabnya.
Ni Luh menyusuri warga yang menjadi korban penggusuran. Mereka terpencar di beberapa lokasi di sekitar JIS. Ada yang memilih membangun tenda di depan pagar JIS, tinggal bersama keluarga dan anak-anak di dalam tenda tak layak huni. Ada pula yang memilih mengontrak di kampung belakang JIS, pun dengan kondisi serupa. Kenapa mereka memilih tinggal di tempat tak layak, padahal telah dibangun rusun untuk mereka? Apa yang terjadi sehingga mereka tak bisa menempati rusun?
Ni Luh juga temui Sosiolog UNJ, Syaifudin untuk membahas fenomena perlawanan warga di balik sebuah pembangunan. Kenapa selalu ada? Bisakah hal seperti ini dihindari dan diselesaikan tanpa konflik?
Ni Luh juga berbincang dengan Inisiator Kolaborasi Jakarta, Andi Sinulingga. Benarkah JIS masih butuh lebih banyak lahan untuk membangun kawasan penunjang JIS, yang artinya akan ada lagi penggusuran warga?
Temukan jawabannya di NI LUH, tayang setiap Senin pukul 20:30 WIB, hanya di KompasTV, Independen Terpercaya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.