JERMAN, KOMPAS.TV - Di tengah gelaran Lindau Nobel Laureate Meetings yang digelar pada 25-30 Juni di Lindau, Jerman, 2 orang peneliti Indonesia berkesempatan memamerkan hasil riset mereka di hadapan para ilmuwan dari berbagai negara.
Keduanya adalah Fedik Abdul Rantam, Profesor Bidang Virologi Imunologi dan Stem Sel dari Universitas Airlangga Surabaya, serta Antonia Morita Saktiawati Peneliti dan Dosen Pengobatan Internal dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Fedik yang mengepalai penelitian vaksin inavac atau lebih dikenal dengan nama vaksin merah putih, menyampaikan perkembangan produksi dan penggunaan vaksin ini sebagai Booster di Indonesia.
Menurutnya, setiap negara terutama dengan jumlah penduduk tinggi seperti Indonesia harus mampu memproduksi vaksin di dalam negeri.
Teknologi pembuatannya pun harus bisa mengikuti perkembangan sebaran virus, itulah mengapa ia tengah merancang rencana produksi Cocktail Vaksin.
Hasil penelitian Antonia Morita Saktiawati tidak lah asing di telinga yakni Genose, alat yang sempat dipakai sebagai alat deteksi awal Covid-19.
Namun tahukah anda bahwa alat ini sejatinya dikembangkan sebagai alat deteksi awal tuberkulosis bernama E-Nose?
Setelah pandemi mereda, Antonia beserta timnya kembali melanjutkan penelitian awal mereka.
Selain mengembangkan alat deteksi napas untuk tuberkulosis, Antonia dan timnya tengah menjajaki kemungkinan penggunaan teknologi yang sama untuk deteksi awal penyakit kanker serviks.
Baca Juga: Cara Buat Es Timun Selasih, Resep Minuman Penurun Tekanan Darah yang Cocok jadi Teman Gulai dan Sate
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.