JAKARTA, KOMPASTV - Arahan Kapolri untuk mengevaluasi materi tes praktik SIM C disambut positif pengamat transportasi Djoko Setijowarno.
Djoko turut mengkritisi esensi dari materi mengemudi ‘angka 8’ dan zigzag.
“Angka 8 itu seolah-olah mengajari orang untuk balapan, atau jalannya berlubang,” ucap Djoko pada KompasTV, Jumat (23/6).
Ia berpandangan bahwa adanya sekolah mengemudi untuk mendapatkan SIM bisa jadi solusi yang baik untuk mengurangi tingkat kecelakaan.
“Usulan adanya sekolah mengemudi itu bagus, jauh lebih baik lagi pendidikan lalu lintas sejak dini,” paparnya.
“Di banyak negara yang angka kecelakaan rendah, mendapatkan SIM itu seperti orang mendapatkan ijazah sarjana,” lanjut Djoko.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya mengevaluasi materi tes praktik pembuatan SIM, khususnya SIM C.
Sigit mengkritisi di antaranya metode tes ‘angka 8’ dan mengemudi zig-zag.
“Khusus untuk pembuatan SIM saya minta Kakorlantas dibuatkan perbaikan,” ucap Kapolri, Rabu (21/6) dalam acara wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK).
“Yang namanya angka 8 itu masih sesuai apa tidak, yang zig zag zig zag itu masih sesuai atau tidak. Kalau sudah tidak relevan diperbaiki,” lanjutnya.
Video Editor: Vila Randita
Baca Juga: Pernyataan Kapolri Minta Evaluasi Tes SIM C: Yang Lulus Bisa Jadi Pemain Sirkus
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.