JAKARTA, KOMPAS TV - Para terdakwa pembunuhan Yosua, Ferdy Sambo dkk, jalani sidang mendengarkan keterangan ahli, termasuk ahli poligraf yang berperan memeriksa lie detector.
Ahli tersebut menyebut Kuat terindikasi berbohong soal keterangannya tidak melihat Ferdy Sambo menembak di TKP Duren Tiga.
Hal tersebut diragukan oleh pengacara Kuat Maruf, Irwan Irawan.
Baca Juga: Terungkap Skor Lie Detector Pembunuhan Yosua: Sambo, Putri, dan Kuat Minus, Terindikasi Bohong
“Pertanyaan yang mendahuluinya apa sebelum kesimpulan (Kuat terindikasi berbohong soal tidak lihat Sambo menembak) itu?
“Pertanyaan ‘Apakah kamu sedang duduk?’, seperti itu,” ujar pemeriksa lie detector, Aji Febrianto Ar-Rosyid, Rabu (14/12).
“(Pertanyaan) ‘Apakah pak Ferdy pegang senjata?’, ada itu?” jawab Irwan.
“Tidak ada,” ucap Aji.
“Bapak masih kategori mana? Pandai atau tidak pandai?,” tanya Irwan.
“Bapak masuk kategori pandai enggak dalam tugas ini?” lanjutnya.
Hari ini (14/12) kelima terdakwa pembunuhan Brigadir J atau Yosua, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf kembali jalani persidangan.
Agenda sidang adalah mendengarkan keterangan saksi ahli, yang terdiri dari ahli di antaranya Puslabfor, balistik, hingga ahli digital forensik.
Namun sejumlah ahli meminta keterangan diberikan dalam sidang tertutup, demi perlindungan terhadap keterangan agar tidak digunakan pihak tak bertanggung jawab.
Masih terdapat sejumlah perbedaan keterangan dari para terdakwa terkait perencanaan hingga pembunuhan Brigadir J atau Yosua.
Bharada E atau Richard Eliezer bersikukuh dirinya disuruh Ferdy Sambo menembak Yosua, dan Ferdy Sambo ikut menembak.
Di lain sisi, Ferdy Sambo pun konsisten membantah kesaksian Eliezer tersebut, dan mengatakan dirinya tidak menembak Brigadir J atau Yosua.
Video Editor: Laurensius Galih
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.